Siang membawa kejengahan. Kelaparan memaksa makhluk-makhluk ke luar sarang. Kemahfuman adalah perjuangan titipan Tuhan.
Monokrasi menerawang. Memperkokoh batas-batas angkuhnya kekuasaan. Saat makhluk-makhluk mungil memperjuangkan hak makna kehidupan, obstruksi merapat barisan.
Dalam kesendirian, manisnya kehidupan tak semanis hidangan di meja tuan dan puan. Ada jungkir balik banting tulang. Ada kemiringan-kemiringan pikiran nan tak lumrah dilakukan.
Tuan, istana nun jauh pijakan cakra manggilingan. Puan, kehidupan bukanlah remahan kapitalis birokrat keabadian. Izinkan jalan istana lebar membentang, memaknai hidup sebagai titipan Tuhan.
Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!