Mohon tunggu...
ARIF ROHMAN SALEH
ARIF ROHMAN SALEH Mohon Tunggu... Guru - SSM

Menyenangi Kata Kesepian dan Gaduh

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Artikel Utama

Blended Learning, Tren Model Pembelajaran Abad-21

15 November 2020   21:32 Diperbarui: 17 November 2020   21:47 1905
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi mengerjakan banyak tugas yang diberikan selama Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). | (sumber: FREEPIK via kompas.com)

Pandemi Covid-19, untuk kesekian kali menjadi kata kunci tren aktualisasi bahasan publik. Mumpung aktual, banyak yang menyoroti ketimpangan yang ditimbulkan. Bahkan, banyak pula yang memberi label, Covid-19 hanyalah "bualan".

Pandemi Covid-19 banyak menimbulkan dampak buruk bagi kehidupan. Masih sangat jelas tergambar di ingatan, betapa tatanan kehidupan sampai jungkir balik tak karuan. Tatanan ekonomi tumbang dalam sekian bulan. Kegiatan transportasi dan jasa wisata mati suri berpekan-pekan.

Dunia pendidikan juga tak lepas dari goncangan. Demi kata kunci "Mengutamakan Kesehatan dan Keselamatan Bersama", pembelajaran tatap muka di ruang kelas konvensional dihentikan. Gedung sekolah terlihat sepi. Sungguh sunyi.

PJJ dan Tantangan yang Ada

Fokus pada pembelajaran tatap muka (konvensional) depan kelas yang dihentikan, lantas bagaimana pembelajaran dapat tetap dijalankan? Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) pilihan yang paling memungkinkan.

PJJ memberi akses pendidikan terhadap siapa saja, di mana saja, dan kapan saja. Apalagi di era digital, teknologi begitu memungkinkan dan mendukung keterlaksanaan PJJ. Tentu dalam tataran keterlaksanaannya akan ada pernak-pernik masalah dan gangguan teknis. Hal ini wajar, mengingat PJJ memang dipaksakan dan terpaksa harus dilakukan untuk kesinambungan layanan pendidikan.  

Dalam UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, arti Pendidikan jarak jauh adalah pendidikan yang peserta didiknya terpisah dari pendidik dan pembelajarannya menggunakan berbagai sumber belajar melalui teknologi komunikasi, informasi, dan media lain. Sangat jelas, PJJ membutuhkan media atau sarana, dan teknologi menjadi penopang utama.

Seiring pelaksanaan PJJ, dikenal istilah daring dan luring. Dalam SE Kemendikbud Nomor 15 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar dari Rumah dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19.

Daring diartikan pembelajaran jarak jauh dalam jaringan yang memanfaatkan gawai atau laptop melalui beberapa portal dan aplikasi online sebagai sumber dan media pembelajaran. 

Sedangkan luring diartikan pembelajaran jarak jauh luar jaringan yang dapat memanfaatkan televisi, radio, modul belajar mandiri, lembar kerja, bahan ajar cetak, alat peraga, media, dan lingkungan sekitar sebagai sumber dan media pembelajaran.

Stakeholder, lembaga pendidikan, guru, siswa, orang tua, dan masyarakat bahu membahu mendukung keterlaksanaan PJJ. Banyak masalah dan kendala teknis dalam pelaksanaan PJJ, diantaranya :

Pertama. Guru kurang menguasai IT. Banyak guru hanya mengandalkan satu aplikasi seperti WhatApps Group. Akibatnya siswa gampang bosan;

Kedua. Keterbatasan akses internet dan kemampuan daya beli pulsa. Masalah ini jelas menjadi kendala teknis dan membebani ekonomi orang tua, sehingga tingkat partisipasi siswa dalam PJJ sangat rendah; dan

Ketiga. Teknologi Jadul. Dinamika teknologi digital yang begitu pesat menuntut piranti keras (hardware) yang mumpuni untuk menyesuaikan dengan kecangihan piranti lunak (software) yang luar biasa canggihnya. Gawai yang dimiliki guru dan siswa sudah tertinggal cukup jauh. Sehingga menimbulkan gangguan-gangguan teknis dalam PJJ.

Blended Learning, dari PJJ ke Tren Pembelajaran Masa Depan

Sisi positif pandemi Covid-19 di bidang pendidikan, menyadarkan bahwa perkembangan teknologi pendidikan begitu pesat dan canggih. Meskipun, peran guru tak tergantikan, sudah saatnya tidak memandang sebelah mata peran teknologi untuk menjawab tantangan dan perubahan yang ada. Termasuk tantangan keterbatasan jangkauan, usaha pemerataan layanan, dan lainnya.

Sumber : instagram.com/belajar.kemdikbud/?hl=id
Sumber : instagram.com/belajar.kemdikbud/?hl=id
Pembelajaran jarak jauh dalam jaringan (daring) berbasis teknologi internet banyak menghadirkan pilihan menarik dalam bentuk Learning Management System (LMS). 

Kemendikbud sebagai jangkar pendidikan milik pemerintah, menghadirkan portal "Rumah Belajar". Terdapat fitur "Kelas Maya" dan lainnya yang begitu mudah diakses dan semakin inovatif menyejajarkan dengan sistem pembelajaran daring lainnya.

Demikian juga pihak swasta, berlomba menghadirkan inovasi dan semakin ekspansif menawarkan sistem pembelajaran daring nan atraktif. Google Education, MicrosoftOffice365, Ruang Guru, Quipper School, Zenius, Sekolahmu, dan lainnya saling bahu membahu dalam program "Bersatu Hadapi Korona". 

Jelas ada upaya optimasi bagaimana pemerintah dan masyarakat luas hadir menawarkan solusi di tengah badai Pandemi Covid-19. Meskipun dan tentunya ada faktor bisnis yang bermain di dalamnya.

Lantas bagaimana Covid-19 berdampak positif bagi guru dan sistem pembelajaran? Jawabannya, blended learning akan menjadi tren model pembelajaran di masa depan. 

Blended learning semakin banyak dimanfaatkan lembaga pendidikan, guru, dan siswa untuk berkolaborasi menghadirkan pendidikan yang bermakna. Model pembelajaran blended learning dinamis menjawab tantangan dan kondisi yang ada. Kini dan akan datang.

Blended Learning, dari E-Learning ke Hybrid

Abad-21 beda dengan millennium. Menyinggung Abad-21, butuh rentang waktu 100 tahun perjalanan dinamika hidup. 20 tahun sudah dijalani. 80 tahun siap menjemput hingga tahun 2100. Generasi digital immigrant dan digital native mengalami dan menikmati kecanggihan teknologi. Lompatan kecanggihan teknologi dan informasi begitu mengagumkan. Seakan dunia ada dalam genggaman.

Handoko dan Waskito (2018), menyatakan bahwa model pembelajaran blended learning merupakan perkembangan dari model pembelajaran e-learning (daring penuh) yang hanya bergantung pada pembelajaran online, padahal dalam pendidikan yang utuh ada aspek pembelajaran yang tujuannya dapat tercapai tidak hanya dengan pembelajaran online.

Permasalahan dan kendala teknis pembelajaran daring penuh, tetap membutuhkan kelas tatap muka (konvensional). Contoh, saat ada siswa mempertahankan pendapatnya dalam forum di Google Classroom, debat sengit terjadi meskipun guru dan beberapa siswa memberi solusi berdasarkan data ilmiah. Maka, kelas tatap muka langsung (konvensional) solusi yang tepat dan harus tetap dihadirkan.

Masalah di atas membutuhkan model pembelajaran kombinasi antara daring penuh (online) dengan kelas tatap muka langsung (konvensional). Dari kendala dan masalah inilah model pembelajaran blended learning hadir memberi solusi. Apakah blended learning hanya mengatasi masalah dan kendala teknis proses pembelajaran? Tentu saja tidak, ada tantangan yang nyata dan lebih besar.

"Think Locally, Act Globally" sudah siapkah bangsa ini menjalaninya? Bagaimana pula dengan anak-anak bangsa yang sudah terbiasa dan bergantung hidupnya dengan IT? Apakah mereka hanya sekedar menjadi penikmat dan penonton? Ataukah akan menjadi pemain handal sebagai kreator konten yang mampu bersaing dan berdaya guna untuk diri dan bangsanya? Sekali lagi, dunia pendidikan dan tantangannya yang akan menjawab. Bagaimana penerapan model pembelajaran blended learning mampu menjawab tantangan Abad-21 ke depan? Menarik untuk lebih jauh dikaji. Maka, tunggu episode berikutnya...

Oleh:

Arif Rohman Saleh, S. Pd

"Guru Ndeso" di Pinggiran Kabupaten Probolinggo-Jawa Timur

Referensi:

Handoko dan Waskito. 2018. Blended Learning: Konsep dan Penerapannya. LPTIK Universitas Andalas: Padang-Sumatera Barat.

Surat Edaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 15 Tahun 2020 tentang "Pedoman Penyelenggaraan Belajar dari Rumah dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19"

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang "Sistem Pendidikan Nasional"

Internet: bersamahadapikorona.kemdikbud.go.id

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun