Mohon tunggu...
ARIF ROHMAN SALEH
ARIF ROHMAN SALEH Mohon Tunggu... Guru - SSM

Menyenangi Kata Kesepian dan Gaduh

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Artikel Utama

Blended Learning, Tren Model Pembelajaran Abad-21

15 November 2020   21:32 Diperbarui: 17 November 2020   21:47 1905
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi mengerjakan banyak tugas yang diberikan selama Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). | (sumber: FREEPIK via kompas.com)

Blended Learning, dari E-Learning ke Hybrid

Abad-21 beda dengan millennium. Menyinggung Abad-21, butuh rentang waktu 100 tahun perjalanan dinamika hidup. 20 tahun sudah dijalani. 80 tahun siap menjemput hingga tahun 2100. Generasi digital immigrant dan digital native mengalami dan menikmati kecanggihan teknologi. Lompatan kecanggihan teknologi dan informasi begitu mengagumkan. Seakan dunia ada dalam genggaman.

Handoko dan Waskito (2018), menyatakan bahwa model pembelajaran blended learning merupakan perkembangan dari model pembelajaran e-learning (daring penuh) yang hanya bergantung pada pembelajaran online, padahal dalam pendidikan yang utuh ada aspek pembelajaran yang tujuannya dapat tercapai tidak hanya dengan pembelajaran online.

Permasalahan dan kendala teknis pembelajaran daring penuh, tetap membutuhkan kelas tatap muka (konvensional). Contoh, saat ada siswa mempertahankan pendapatnya dalam forum di Google Classroom, debat sengit terjadi meskipun guru dan beberapa siswa memberi solusi berdasarkan data ilmiah. Maka, kelas tatap muka langsung (konvensional) solusi yang tepat dan harus tetap dihadirkan.

Masalah di atas membutuhkan model pembelajaran kombinasi antara daring penuh (online) dengan kelas tatap muka langsung (konvensional). Dari kendala dan masalah inilah model pembelajaran blended learning hadir memberi solusi. Apakah blended learning hanya mengatasi masalah dan kendala teknis proses pembelajaran? Tentu saja tidak, ada tantangan yang nyata dan lebih besar.

"Think Locally, Act Globally" sudah siapkah bangsa ini menjalaninya? Bagaimana pula dengan anak-anak bangsa yang sudah terbiasa dan bergantung hidupnya dengan IT? Apakah mereka hanya sekedar menjadi penikmat dan penonton? Ataukah akan menjadi pemain handal sebagai kreator konten yang mampu bersaing dan berdaya guna untuk diri dan bangsanya? Sekali lagi, dunia pendidikan dan tantangannya yang akan menjawab. Bagaimana penerapan model pembelajaran blended learning mampu menjawab tantangan Abad-21 ke depan? Menarik untuk lebih jauh dikaji. Maka, tunggu episode berikutnya...

Oleh:

Arif Rohman Saleh, S. Pd

"Guru Ndeso" di Pinggiran Kabupaten Probolinggo-Jawa Timur

Referensi:

Handoko dan Waskito. 2018. Blended Learning: Konsep dan Penerapannya. LPTIK Universitas Andalas: Padang-Sumatera Barat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun