Mohon tunggu...
Arrizal Tegar Al Azhar
Arrizal Tegar Al Azhar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

mahasiswa biasa yang suka nulis

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Makin Kepepet, Makin Produktif?!

12 Februari 2024   08:49 Diperbarui: 12 Februari 2024   09:08 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh Mohamed Hassan dari Pixabay

Dikejar Deadline!

Anda pasti pernah berada di posisi dimana waktu yang Anda miliki pada sebuah tanggung jawab sudah mepet, dan Anda tiba-tiba saja merasa lebih kreatif, lebih produktif, dan lebih bersemangat ketika berusaha menyelesaikannya.

Seperti seorang pelajar yang menyelesaikan tugas sekolah atau pun tugas rumah ketika H-1 dari tenggat waktu yang ditentukan. Ketika sebuah tugas dikerjakan mepet dengan deadline, mereka juga memiliki anggapan bahwa itu membantu mereka untuk menyelesaikan tugas tersebut dengan lebih baik.

Di beberapa bidang pekerjaan, seperti di bidang kreatif, mereka juga memiliki anggapan bahwa terkadang ide terbaik yang mereka dapatkan dihasilkan dari tekanan akibat tenggat waktu yang sudah mepet.

Bagaimana tekanan dari deadline ini bisa memengaruhi tingkat produktifitas seseorang?

The Power of Kepepet

Ketika berada di posisi mepet ini, kita akan merasakan tekanan yang lebih besar dibandingkan sebelum mepet deadline. Tekanan ini lah yang berperan dalam produktifitas seseorang. Sebab, beberapa orang telah berhasil dalam mengubah tekanan tersebut atau stress, menjadi stress yang positif.

Stress yang positif ini biasa dikenal dengan sebutan eustress. Eustress adalah stres positif yang membuat seseorang menjadi lebih produktif dan semangat dalam melakukan sesuatu. Lawan dari Eustress adalah distress (stress negatif). Eustress ini biasanya hanya terjadi dalam jangka waktu pendek, jika terlalu lama dan dibiasakan, maka kemungkinan akan berubah menjadi distress.

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Robert M. Yerkes dan John D. Dodson, mereka juga mengambil kesimpulan bahwa tekanan dengan intensitas tertentu memang dapat meningkatkan performa seseorang dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Namun, tidak selalu begitu. Penelitian yang mereka lakukan mereka paparkan dalam tabel berikut.

source: HBR.org
source: HBR.org

Pada diagram tersebut, atau yang dikenal dengan diagram The Yerkes-Dodson Law, yang meneliti bagaimana kecemasan atau tekanan mempengaruhi kinerja seseorang. Dari diagram tersebut, menunjukkan bahwa pada pada tingkat tekanan tertentu, kinerja seseorang dapat meningkat. Bahkan lebih tinggi jika dibandingkan dengan saat tekanan yang dialami rendah.

Namun, perlu diperhatikan juga, bahwa semakin tinggi tingkat tekanan yang dirasakan, justru kinerja seseorang dapat menurun. Ini menunjukkan bahwa tidak semua stress atau tekanan yang dihadapi dapat dijadikan kesempatan untuk menjadi lebih kreatif dan produktif.

Bagaimana mengelola stress tersebut agar dapat mencapai kinerja yang baik? Salah satu caranya adalah dengan menjadi autentik. Menjadi autentik berarti anda berusaha menjadi diri anda sendiri seperti apa yang anda harapkan. Ketika seseorang berperilaku tidak autentik, mereka mengalami tingkat kecemasan yang lebih tinggi dibandingkan ketika mereka menjadi diri mereka sendiri. Jadi, cobalah mencari cara untuk mengekspresikan siapa Anda di tempat kerja, di sekolah, di kampus, atau dimana pun itu. Anda bisa melakukannya dengan membiasakan suatu kebiasaan unik kepada diri Anda sendiri.

Seperti yang dilakukan oleh Michael Jordan mengenakan celana pendek North Carolina di balik celana pendek Chicago Bulls di setiap pertandingan; Curtis Martin dari New York Jets membaca Mazmur 91 sebelum setiap pertandingan; dan Wade Boggs, sebagai baseman ketiga untuk Boston Red Sox, makan ayam sebelum setiap pertandingan dan melakukan latihan memukul tepat pada pukul 17:17, menurunkan tepat 117 ground ball, dan berlari sprint tepat pada pukul 19:17. Kebiasaan tersebut mungkin terdengar aneh, namun sebenarnya dapat meningkatkan performa.

Stress Memacu Adrenalin

Dari pemaparan-pemaparan diatas, kita dapat menyimpulkan bahwa stres memiliki peranan dalam peningkatan kinerja seseorang. Tingkat stress tertentu dapat memacu adrenalin Anda. Namun, setelah peningkatan awal, hal ini akan dengan cepat menguras energi Anda, yang pada akhirnya membuat Anda terkuras secara emosional dan fisik. Kurangnya energi fisik dan mental dapat menghalangi Anda untuk melakukan yang terbaik, yang akan berdampak signifikan pada produktivitas.

Kita juga perlu mengingat bahwa kinerja yang baik memerlukan fokus, namun di sisi lain stres akan mengambil alih pikiran Anda, sehingga sangat sulit untuk fokus pada tugas yang ada karena Anda lebih fokus pada penyebab stress tersebut. Stress pada akhirnya aka menyita waktu Anda dengan membuat Anda terus-menerus khawatir tentang sesuatu yang mungkin terjadi atau tidak; hal ini hanya akan membuang-buang waktu yang sebenarnya bisa digunakan untuk tugas-tugas yang lebih produktif.

Stres tidak hanya memengaruhi emosi dan kemampuan fisik Anda, namun juga memengaruhi kepribadian Anda. Misalnya, Anda mungkin membentak teman-teman Anda tanpa menyadari bahwa Anda sedang melakukannya, atau Anda mungkin menjadi marah dan/atau membentak orang lain tanpa mengetahui bahwa Anda sedang melakukannya. Hal ini secara tidak langsung dapat memengaruhi kemampuan Anda untuk menjadi produktif, dan juga memengaruhi produktivitas orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun