Mojokerto, 15 Oktober 2025 --- Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Negeri Malang (UM) berhasil menyelesaikan pembangunan Incinerator atau alat pembakar sampah ramah lingkungan di Desa Pakis, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Kegiatan ini merupakan bagian dari program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Membangun Desa (MD) yang berlangsung selama enam minggu, dengan tujuan membantu masyarakat mengatasi permasalahan pengelolaan sampah rumah tangga.
Peresmian dan Apresiasi Pemerintah Desa
Acara peresmian Incinerator dilaksanakan pada Rabu, 15 Oktober 2025, di lokasi pembangunan yang terletak di Dusun Pakis Wetan, dan dihadiri oleh Kepala Desa Pakis beserta perangkat desa, Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), serta seluruh anggota tim KKN.
Dalam sambutannya, Kepala Desa Pakis menyampaikan rasa terima kasih dan apresiasinya kepada mahasiswa Universitas Negeri Malang atas kontribusinya terhadap pengelolaan sampah di desa.
"Pembangunan incinerator ini sangat bermanfaat bagi masyarakat Desa Pakis. Kami berharap alat ini bisa menjadi solusi untuk mengurangi penumpukan sampah dan menjaga kebersihan lingkungan," ujar Kepala Desa Pakis dalam sambutannya.
Perencanaan dan Tahapan Pembangunan
Program ini digagas oleh Ahmad Yudi Mubarroq, mahasiswa Program Studi S1 Pendidikan Teknik Bangunan, bersama 11 anggota tim lintas jurusan dari Universitas Negeri Malang, dengan Gosy Endra Vigriawan, S.Or., M.Kes. sebagai Dosen Pembimbing Lapangan.
Pelaksanaan program melibatkan beberapa tahapan utama:
- Pengumpulan Data dan Survei Lapangan -- Mahasiswa melakukan identifikasi kondisi pengelolaan sampah di Desa Pakis serta menentukan kebutuhan teknis incinerator.
- Pembuatan Gambar Kerja 2D dan 3D -- Rancangan disusun secara detail, mencakup denah, tampak, potongan, dan detail konstruksi.
- Penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB) -- Disesuaikan dengan Analisa Harga Satuan Pekerjaan Konstruksi (AHSPK) Kabupaten Mojokerto Tahun 2025.
- Realisasi Pembangunan Fisik -- Meliputi penggalian pondasi, pemasangan dinding dan cerobong asap, pengecoran, hingga tahap finishing.
- Dokumentasi dan Pelaporan -- Seluruh kegiatan didokumentasikan sebagai bentuk pertanggungjawaban dan publikasi hasil KKN.
Tantangan dan Solusi Lapangan
Dalam prosesnya, tim KKN menghadapi berbagai kendala teknis dan administratif.
Awalnya, incinerator direncanakan dibangun di area hutan jati, namun lokasi tersebut tidak dapat digunakan karena merupakan lahan milik Perhutani. Melalui koordinasi dengan Kasri Kesra Desa Pakis, lokasi akhirnya dipindahkan ke Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Dusun Pakis Wetan, yang lebih strategis dan berdekatan dengan titik pembuangan sampah warga.
Selain itu, tim juga menghadapi kenaikan biaya konstruksi setelah penyesuaian dengan harga material di lapangan. Untuk mengatasi hal ini, pemerintah desa dan masyarakat memberikan dukungan berupa bantuan material utama, seperti bata ringan dan pasir, yang disumbangkan oleh perangkat desa secara pribadi.
Kendala lain terjadi saat proses pengecoran bagian penadah sampah, di mana bekisting mengalami patah dan runtuh. Dengan bimbingan DPL dan bantuan warga berpengalaman, mahasiswa memperkuat struktur menggunakan tambahan kayu dan bambu penopang agar proses pengecoran dapat dilanjutkan dengan aman.
Manfaat dan Dampak Program
Pembangunan Incinerator ini memberikan manfaat nyata bagi masyarakat, pemerintah desa, dan perguruan tinggi.
Bagi masyarakat, alat ini membantu mengelola sampah rumah tangga secara tertutup dan lebih efisien, sekaligus mengurangi polusi udara dari pembakaran terbuka.
Bagi pemerintah desa, incinerator menjadi fasilitas baru yang mendukung kebersihan lingkungan dan menjadi contoh inovasi pengelolaan sampah berbasis masyarakat.
Bagi Universitas Negeri Malang, program ini menjadi sarana penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang selaras dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi, sekaligus memberi pengalaman lapangan bagi mahasiswa.
Dosen Pembimbing Lapangan, Gosy Endra Vigriawan, menuturkan bahwa proyek ini bukan sekadar kegiatan pengabdian, tetapi juga bentuk pembelajaran langsung bagi mahasiswa dalam menghadapi tantangan nyata di lapangan.
"Melalui program MBKM ini, mahasiswa belajar menerapkan teori ke dalam solusi nyata. Hasilnya, incinerator ini dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan oleh masyarakat," jelasnya.
Harapan ke Depan
Dengan selesainya pembangunan dan peresmian incinerator, masyarakat Desa Pakis kini memiliki sarana baru dalam pengelolaan sampah yang ramah lingkungan. Program ini diharapkan menjadi awal dari sistem pengelolaan sampah terpadu di tingkat desa, sekaligus inspirasi bagi desa lain untuk mengadopsi inovasi serupa.
Selain itu, tim KKN UM juga berencana untuk mendaftarkan rancangan gambar kerja incinerator ke HKI (Hak Kekayaan Intelektual) dan mempublikasikan hasil kegiatan melalui artikel pengabdian masyarakat sebagai luaran resmi program MBKM Membangun Desa.
Reporter: Tim KKN MBKM MD Universitas Negeri Malang Desa Pakis
Tanggal Publikasi: 15 Oktober 2025
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI