Sayangnya, masih banyak orang yang salah kaprah memandang anak broken home sebagai anak nakal, keras kepala, atau sulit diatur. Padahal, kenyataannya mereka hanya membutuhkan lebih banyak kasih sayang dan perhatian. Dengan pendampingan yang tepat, mereka justru bisa tumbuh menjadi pribadi yang kuat, mandiri, dan penuh empati seperti Ifa.
Penutup
Kisah Ifa memberi pesan penting: menjadi anak broken home bukanlah pilihan, dan bukan pula kesalahan mereka. Yang mereka butuh hanyalah ruang untuk didengar, dipahami, dan dicintai. Dengan dukungan dari lingkungan, mereka bisa bangkit dari luka, bahkan menjadikan pengalaman pahit itu sebagai kekuatan untuk meraih masa depan yang lebih baik.
Referensi:
Ratu, B., Elfira, N., Ansyari, A. F. A., Abdulloh, J. A., & Wahyu, W. (2024). Kesehatan Mental Anak Broken Home. Wahana Didaktika: Jurnal Ilmu Kependidikan, 22(3), 1--6. https://doi.org/10.31851/wahanadidaktika.v22i3.15923
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI