bahwa,
pada perjalanan-perjalanan
banyak jejak yang telah ditinggalkan
sebagaimana meletakkan harapan-harapan
bahwa,
hidup dan kehidupan
datang, tinggal dan pergi
tak pernah terasa ada-nya, demikian pula tiada-nya
duhai, perjalanan dan harapan
kelak akan sampai pada satu titik, atau;
mungkin sudah berada pada titik penghabisan
seperti kehidupan itu sendiri
datang,
datanglah
lorong ini mungkin sebentar lagi akan menyempit
walau berharap senantiasa lega
duhai kekasih,
alangkah beratnya beban di punggung
alangkah tidak pahamnya diri pada jumlah guratan jari
sebagaimana catatan pada timbangan yang telah tertulis di sana
pulang,
pulanglah duhai jiwa yang sepi
banyak cinta yang menunggumu di lorong rindu ini
cinta yang tak terukur dari Sang Kekasih, di titik nol
sumurserambisentul, 19 september 2020
arrie boediman la ede
baca:Â Lorong Rindu di Titik Nol