Mohon tunggu...
Ar RaihanAditya
Ar RaihanAditya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan di Indonesia Era Revolusi 4.0

13 Februari 2023   20:15 Diperbarui: 13 Februari 2023   20:24 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Selain itu, minyak banyak ditemukan dan digunakan, dan listrik digunakan pada masa-masa awal. Pada revolusi industri ketiga, industri manufaktur telah menjadi bisnis digital. Teknologi digital telah mengambil alih media dan ritel. Revolusi industri ketiga mengubah hubungan dan komunikasi masyarakat modern. Revolusi ini memperpendek jarak dan waktu, revolusi ini membawa aspek real-time.

Munculnya mesin uap pada abad ke-18 mampu mengakselerasi perekonomian secara drastis, dimana dalam dua abad mampu meningkatkan pendapatan per kapita negara-negara di dunia enam kali lipat. Revolusi industri kedua dikenal sebagai revolusi teknologi. 

Revolusi ini ditandai dengan penggunaan dan produksi besi dan baja dalam skala besar, meluasnya penggunaan tenaga uap, peralatan telegraf. Selain itu, minyak banyak ditemukan dan digunakan, dan listrik digunakan pada masa-masa awal. Pada revolusi industri ketiga, industri manufaktur telah menjadi bisnis digital. Teknologi digital telah mengambil alih media dan ritel. Revolusi industri ketiga mengubah hubungan dan komunikasi masyarakat modern. Revolusi ini memperpendek jarak dan waktu, revolusi ini membawa aspek real-time.

Masalah pendidikan di Indonesia cukup banyak, mulai dari masalah kurikulum, kualitas, keterampilan, bahkan kompetensi manajemen, baik di tingkat atas maupun bawah. Ada beberapa keluhan di lapangan baik dari kepala sekolah maupun guru yang mengeluhkan bahwa dimensi manajemen seperti kepemimpinan, disiplin, birokrasi dan administrasi bercampur aduk. 

Kemudian, yang tak kalah pentingnya, manajemen di sekolah juga mewarnai wajah dunia pendidikan dan memperbanyak perpecahan dan kontradiksi internal di antara para pendidik. Sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah, dimana sistem pendidikan nasional dituntut untuk melakukan perubahan dan penyesuaian untuk melaksanakan proses pendidikan yang demokratis, beragam, ramah kebutuhan daerah yang mendorong partisipasi masyarakat yang lebih besar.

Kesenjangan Pendidikan Di Indonesia, kualitas pendidikan masih rendah. Hal ini diperkirakan terjadi karena pemerintah kurang serius memperhatikan sektor pendidikan. Meskipun kemajuan bangsa merupakan salah satu yang terpenting adalah pendidikan, karena pendidikan merupakan modal utama kemajuan  bangsa. Ketimpangan pendidikan di Indonesia terus terlihat dalam banyak hal, seperti infrastruktur dan sumber daya fakultas. Dari segi infrastruktur, terdapat perbedaan kualitas pendidikan yang cukup tinggi antara sekolah  di kota dan di pinggiran kota. 

Secara umum sekolah  di perkotaan lebih baik daripada sekolah di pedesaan, sering anda lihat secara langsung atau melalui televisi dan surat kabar bahwa keadaan sekolah di pedesaan dan pelosok sangat tidak memadai. Misalnya, kondisi bangunan yang rapuh bahkan di ambang keruntuhan dan atap bocor, seringkali membuat proses belajar mengajar menjadi sulit. Sarana dan Prasarana merupakan isu kunci bagi perbaikan dan pengembangan sistem pendidikan  Indonesia, dan juga merupakan kebutuhan atau unsur yang sangat penting.

Pendidik Jumlah dan kualitas guru saat ini juga menjadi dilema. Secara obyektif, jumlah guru saat ini memang tidak mencukupi, namun  tidak bisa disamaratakan, namun harus diakui bahwa jumlah guru yang sedikit menunjukkan adanya kesenjangan dalam distribusi guru. Kekurangan guru  ini banyak terjadi di daerah pedesaan, pinggiran dan perbatasan,  hanya ada  3-4 guru di kabupaten tersebut. Namun, di perkotaan yang sarana dan prasarananya memadai, guru berkumpul. Bahkan di satu SD ada 11-14  guru, termasuk  kepala sekolah. Inilah mengapa perguruan tinggi di perkotaan sejauh ini mampu bertahan dengan kemampuannya sendiri.

Sementara sekolah yang kekurangan guru di pedesaan/terpencil semakin terisolasi dan terdegradasi. Posisi guru sangat penting dalam dunia pendidikan. Berkaitan dengan jumlah dan distribusi guru mengalami dilema, ada sekolah yang terlalu banyak guru, tetapi ada juga sekolah yang kekurangan guru. Salah satu faktornya adalah persebaran guru di Indonesia karena kondisi geografis negara kita yang sangat luas.

Kesenjangan distribusi tenaga pengajar ini merupakan pekerjaan yang harus dilakukan untuk mencapai distribusi guru yang adil. Berbagai upaya telah dilakukan seperti menambah jumlah guru melalui rekrutmen CPNS, guru honorer dan hibah khusus bagi guru yang tinggal di daerah pinggiran. Upaya pemerintah tentu tidak akan serta merta menyelesaikan masalah. Belum lagi  kualitas gurunya. Seorang guru yang memiliki posisi strategis dalam mengejar kualitas pendidikan yang lebih baik sangat diminati karena keterampilan profesionalnya. 

Profesionalisme dan keprofesionalan harus selalu dikembangkan terutama dalam penyiapan personel yang mampu bersaing secara global. Oleh karena itu, pemerintah harus melakukan terobosan dalam membangun pendidikan. Artinya, harus ada guru yang setara dan berkualitas di Indonesia. Mungkin itu akan diselesaikan dengan  undang-undang otonomi daerah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun