Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Gibran Gagal Calon Wali Kota Setelah Pengunduran Diri Achmad Purnomo Ditolak?

7 Juni 2020   21:08 Diperbarui: 7 Juni 2020   20:59 4220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketua DPP PDI-P, Bambang Wuryanto, sekaligus Ketua DPR RI, Puan Maharani. bersama tiga bakal calon kepala daerah Solo, Achmad Purnomo, Gibran Rakabuming dan Teguh Prakosa, Senin (10/2/2020). Foto : Tribunnews.com/Mafani Fidesya Hutauruk

Matematika politik itu kerap membingungkan. Kepastian terus  bergerak dalam ketidakpastian. Perhitungan hari ini, hasilnya dapat berubah besok hari dan mungkin akan berubah lagi.

Mungkin begitulah yang nampak dari apa yang terjadi dalam proses pencalonan Walikota Solo dari kubu PDIP. Pada awalnya ada dua calon kuat yang bersaing dari PDIP, yakni putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming dan Wakil Wali Kota Solo sekarang, Achmad Purnomo.

Dalam perjalanannya, pada April 2020, tanpa diduga Achmad Purnomo mengundurkan diri dari bakal calon.

Alasannya sungguh mulia yakni Purnomo merasa saat ini dia harus fokus menangani wabah Covid-19 yang bisa saja berlangsung lama, dan merasa tidak etis jika dia sebagai Wakil Wali Kota Solo memikirkan pilkada dalam kondisi wabah.

Pengunduran diri Purnomo membuat jalan Gibran terasa akan mulus lagi. Gibran serta merta akan menjadi calon tunggal dari PDIP seusai pengunduran diri Purnomo tersebut.

Akan tetapi hari ini, situasi kembali berubah 180 derajat, artinya kembali ke awal setelah DPC PDIP Solo menolak pengunduran diri Achmad Purnomo sebaga bakal calon dari PDIP untuk menghadapi Pilkada Solo nanti.

"Berdasarkan rapat konsolidasi dan koordinasi mulai ranting, PAC dan cabang (DPC) pada Sabtu, 6 Juni 2020, untuk keberlanjutan program partai dan program kota yang dipimpin kader-kader PDIP, Menutuskan menolak permohonan pengunduran diri Bapak Achmad Purnomo," kata Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPC PDIP Solo, Putut Gunawan saat jumpa pers di kantor DPC PDIP Solo, Minggu (7/6/2020).

Peta perpolitikan di kubu PDIP menjadi berubah, bahkan nampak sedikit membingungkan. Jika penolakan pengunduran diri ini ditolak, maka Gibran harus kembali bersaing dengan Achmad Purnomo untuk dicalonkan partai, karena PDIP akan nampak terbelah dua.

DPC PDIP akan mengusung Achmad Purnomo, sedangkan Gibran dikabarkan pasti akan diusung oleh DPD PDIP Jateng.

Jika kondisi begini, maka keputusannya akan ada di tangan Megawati, memilih akan mengusung Gibran atau Achmad Purnomo.

Persoalannya sekarang adalah secara internal bukanlah  soal pilihan akhir yang menentukan, tetapi PDIP nampak tidak kompak, dan terbagi lagi soal persoalan pencalonan ini.

Lain cerita jika DPC Solo menerima pengunduran diri Purnomo. Ini kan dapat berarti bahwa ada yang masih tidak setuju dengan pencalonan Gibran.

Harus diakui, meskipun elektabilitas Gibran cukup tinggi, tetapi kehadiran Gibran sebelumnya mennimbulkan pro dan kontra. Isu tentang aji mumpung muncul di permukaan, bahkan soal pengalaman dan senioritas di bawa-bawa.  

Memang jika soal senioritas, pengalaman Gibran jauh dibawah Purnomo yang sudah dua kali menjadi Wakil Wali Kota Solo, sehingga jika bicara soal kematangan kepemimpinan maka Purnomo bisa dikatakan lebih siap.

Akan tetapi ini bukan berarti Gibran tidak punya peluang.

Kehadiran Gibran tentu akan menimbulkan kesegaran sendiri di dalam proses berpolitik yang sering dihiasi oleh wajah-wajah lama.

Keberanian Gibran mencalonkan diri juga dapat menjadi kampanye bagi anak-anak muda, generasi milenial agar juga tidak anti politik dan berani terjun langsung saat ada kesempatan.

Pertanyaan pentingnya adalah, kira-kira siapa yang menjadi pilihan PDIP nantinya?  Jika harus menduga, mesti masih rada-rada bingung, saya pikir PDIP akan memilih Purnomo, bukan Gibran.

Desain yang terlihat adalah keputusan DPC Solo untuk menolak pengunduran diri Purnomo tidak berdiri sendiri. Ada diskusi dan timbang saran yang dibangun juga dengan pengurus pusat, soal mempertahankan Purnomo atau tidak. Termasuk menghitung peluang dengan Purnomo dibandingkan dengan Gibran atau calon yang lain.

Ini berarti secara tidak langsung sudah menjelaskan bahwa Achmad Purnomo akan dicalonkan sebagai Wali Kota Solo oleh PDIP dan bukanlah seorang Gibran.

Lalu Gibran? Anggap saja, pengalaman mencalonkan adalah seperti  test the water, dan ternyata Gibran juga memiliki elektabilitas yang tinggi. Ini sudah modal yang berharga, namun dirasa belum cukup. Sekarang tinggal menunggu, bagaimana desain politik dari PDIP bagi Gibran selanjutnya. 

Sepertinya Gibran akan diminta untuk lebih dahulu belajar politik sedikit lebih lama, termasuk di dalamnya terlibat dahulu lebih lama dalam kepengurusan partai. 

Referensi : 1-2

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun