Ada satu himbauan dari PM Narendra Modi ketika Janta Curfew berlangsung.Â
Semua warga yang berada di rumah pada jam 5 sore,  saat sirene berbunyi,  di hari Minggu tersebut  dihimbau untuk keluar dan berdiri di depan pintu, di balkon atau di depan jendela mereka  dan bertepuk tangan, membunyikan lonceng, atau membunyikan sesuatu untuk memberikan apresiasi kepada para petugas yang terus bekerja saat jam malam tersebut diberlakukan.
Menariknya ada misinformasi yang terjadi di tengah masyarakat selama pemberlakuan jam malam tersebut. Warga India mulai mengira-ngira mengapa Janta Curfew hanya diberlakukan dalam sehari saja.
Lalu berbagai cerita palsu pun mulai beredar. Ada  yang mengatakan bahwa masa hidup virus corona hanya 12 jam dan tinggal di rumah selama 14 jam tersebut selama Janta Curfew akan  memutus rantai penularan. Ada juga yang mengatakan bahwa Janta Curfew akan mengurangi  kasus coronavirus sebesar 40%.
Salah satu aktor terkenal di India, Amitabh Bachchan bahkan dikritik oleh publik karena salah satu tweetnya  yang mengklaim bahwa getaran yang dihasilkan dari bertepuk tangan, meniup cangkang keong sebagai bagian dari Janta Curfew di hari Minggu tersebut dipercaya akan mengurangi atau menghancurkan potensi virus coronavirus karena hari itu itu adalah 'amavasya', hari paling gelap di bulan itu. Wow.
Apapun itu, Janta curfew sudah pernah dilakukan dan telah dianggap berhasil, dengan kerjasama dan persiapan yang matang untuk bersama-sama melakukan hal tersebut.
Sayangnya, mungkin karena melihat Janta Curfew yang berhasil tersebut, dua hari kemudian, Selasa (24/3), PM Narendra Modi lantas memberlakukan lockdown secara total. Lengah dalam memperhitungkan secara detil karena pemberlakuan sehari (Janta Curfew) berbeda sekali dengan pemberlakukan 21 hari penguncian total, lockdown di India akhrnya menjadi kacau.