Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Kritik untuk Video Petunjuk Keselamatan Penumpang di Maskapai Garuda Indonesia

12 Maret 2020   21:23 Diperbarui: 12 Maret 2020   21:38 455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan Layar dari Video Keselamatan Garuda I Sumber : Youtube

Sebagai maskapai andalan Indonesia, harus diakui bahwa Garuda adalah maskapai yang membuat saya nyaman jika bepergian kemana-mana, meskipun saya akui harganya tidaklah murah dibandingkan maskapai yang lain sehingga terkadang saya harus menunggu harga promo.

Sebagai "orang kampung", salah satu yang membuat saya nyaman adalah karena tersedianya fasilitas layanan layar  televisi (TV), di depan penumpang atau seperti tertempel di belakang kursi penumpang di depan.

Layar TV tersebut memang multifungsi. Kegunaan utamanya memang menghibur penumpang selama perjalanan.

Ada berbagai game, ada juga musik dan beragam film yang disediakan di layar televisi tersebut, selain itu layar tersebut juga berguna sebagai alat pemberi informasi jika pihak manajemen ingin memberi informasi, mulai dari aturan keselamatan penumpang  ataupun informasi lainnya.

Tadi siang saya kebetulan menggunakan Garuda, dalam perjalanan yang memakan waktu sekitar dua jam.

Seperti yang saya katakan saya sangat antusias, menunggu waktu untuk segera memainkan game catur kesayangan saya di layar TV tersebut. Jujur, selama beperapa kali perjalanan, memainkan game catur atau Chess Classic belum pernah saya menaklukan komputer. Hal itu yang membuat saya penasaran.

Sayangnya, di tengah antusiasme saya tersebut, ada yang membuat saya mengernyitkan dahi, yaitu video informasi tentang petunjuk keselamatan penumpang. 

Ada beberapa hal yang membuat   saya terganggu, dan mungkin juga bagi para pembaca yang pernah melihatnya ketika menggunakan Garuda.

Pertama, soal gambaran mobil yang digunakan untuk menggambarkan situasi di pesawat. Jadi video itu menunjukan bahwa ada keluarga bahagia nan sejahtera yang sedang bepergian dengan senyuman sepanjang perjalanan dengan menggunakan MOBIL, bukan pesawat.

Saya sempat menebak bahwa memang ada sponsor mobil yang bekerjasama dengan Garuda untuk mempromosikanl mobilnya sebagai alasan digunakan mobil tersebut. Bisa benar, bisa salah.

Akan tetapi saya ingin mengatakan demikian, pemilihan mobil itu bisa membuat saya yang orang kampung ini untuk tidak fokus kepada tujuan dari video petunjuk keselamatan tersebut. Di pikiran saya malah berpikir, mungkin saja di tengah iklan mobil ini bisa berubah menjadi pesawat seperti di transformer dan lainnya.

Penumpang bisa kehilangan fokus, ketika ada gambaran yang terasa janggal di pikirannya.


Kedua, soal peragaan pemakaian sabuk pengaman dan masker oksigen yang divisualkan, lagi dan lagi di MOBIL. 

Ada beberapa hal yang memang tidak masuk akal menurut saya. Mobil mana yang sabuk pengamannya mirip dengan di pesawat? Jika ada, maafkan saya, saya hanya orang kampung, saya belum tahu.   Eh, mungkin di bagian kursi orang kaya, di depan itu ya?

Jika benar, hal ini juga yang saya mau protes. Jikalau penumpangnya lebih banyak yang economy, pakailah ilustrasi di kursi ekonomi, jangan pakai kelas business, kecuali memang maksud video petunjuk keselamatan ini hanya untuk kelas atau penumpang tertentu.

Adalagi soal masker oksigen. Sudahlah tidak usah memikirkan di mobil mana yang tersedia fasilitas masker oksigen, karena saya sendiri berpikir, mungkin saja saya dan penumpang yang berasal dari kampung akan kagum melihat mobil dengan fasilitas masker di oksigen di dalamnya.

Kekaguman tersebut sontak hilang setelah kejanggalan muncul di bagian yang lain, yaitu akting dari model yang sedang memeragakan pemakaian masker oksigen tersebut.  Ada gambaran" ibu dan anak" yang bahagia minta ampun memakai masker , tersenyum cantik tanpa kepanikan.

Ayolah, apakah Garuda ingin menginformasikan bahwa keadaan bahaya tersebut adalah situasi yang harus dihadapi dengan senyuman? Ah, kayak judul lagu saja.

Terakhir, soal situasi evakuasi. Apa yang dilukiskan dalam situasi evakuasi? Setelah puas dengan mobil, kali ini video petunjuk keselamatan tersebut menggunakan gambaran Kapal Pesiar. Wow.

Apa yang janggal kali ini? Soal jalur ke pintu evakuasi atau Exit, ajaib menurut saya.

Dari video ini, digambarkan seperti pasangan bulan madu yang berjalan ke emergency exit ibarat seperti sedang menuju tempat pelaminan alias menuju  "hidup yang baru". 

Cakep juga menurut saya, karena benar juga ,  jika berada dalam keadaan bahaya di pesawat dan  salah atau terlambat menuju ke pintu exit memang itu berarti seperti menuju alam lain, apalagi dengan berjalan bergandengan tangan dan masih sempat saling melepas senyum seperti yang digambarkan di video tersebut.

Lalu soal mengambil pelampung, kali ini divisualkan bukan dengan " ibu dan anak", tapi "ayah dan anak" hanya akringnya ya ampun,sama saja. Keduanya--ayah dan anak tersebut bahagia ketika mengambil pelampung. 

Saya tentu tidak berharap situasi yang digambarkan adalah kepanikan, situasi real dan lain sebagainya, akan tetapi menurut saya ini terlalu "lebay", saya lebih memilih menggambarkan kepanikan daripada gambaran situasi menjadi tidak rasional lagi menurut saya.  

Apalagi untuk bagian ini, proses mengambil pelampungnya terlihat cukup mudah, sett..sett...beres dah. 

Untuk ini, saya pernah menonton aksi stand up comedy komika sekaligus artis Ernest Prakasa yang kebetulan juga pernah membahas ini. 

Kalau tidak salah, Ernest sempat mengatakan "apakah ada yang percaya bahwa jika pesawat jatuh kita punya kesempatan mengambil atau meniup pelampung, dan itu akan menyelamatkan kita?". 

Ah, omong kosong. Maafkan jika saya sampai di bagian ini dianggap menebar ketakutan, tapi saya hanya berniat agar di bagian ini ada hal yang lebih baik yang bisa dilakukan oleh maskapai kita.

Jujur, sampai sekarang, saya belum terlalu paham soal hal-hal tersebut meski sudah membaca petunjuknya, karena pelampung itu saja saya tidak pernah memegangnya selain melihat para pramugari cantik di beberapa maskapai berbiayai murah masih niat memeragakannya. 

Selain itu, untuk beberapa kali perjalanan, saya meminta agar duduk dekat pintu evakuasi. Mengapa? Ingin jadi pahlawan? Ah, tidak, hanya karena lebih luas untuk kaki. Maafkan saya.

Sejelek-jelek saya yang  orang kampung begini, dalam pekerjaan saya, saya juga bertugas memeragakan beberapa cara untuk alat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).  

Saya akan memeragakan alat keselamatan--tentu berbeda dengan yang berada di pesawat, lalu saya akan meminta beberapa audiens untuk mencobanya  masing-masing sambil saya benarkan jika ada yang salah atau keliru. Hal ini untuk memastikan agar para audiens paham benar yang saya maksudkan.

Memang ini bukan berarti saya memberi masukan agar puluhan atau ratusan penumpang Garuda diberikan kesempatan untuk dapat mencoba sendiri berdasarkan demo di video. Namun, bisa juga dicoba sebagai sebuah inovasi.

Oleh karena itu, sekedar masukan saja bagi Garuda, sesekali cobalah satu atau duapenumpang mencobanya dalam waktu lima menit, sehingga timbul kepercayaan diri dari penumpang jikalau kondisi tak diinginkan tersebut benar-benar terjadi.

Saya menilai video petunjuk keselamatan tersebut sebagai hiburan sudah cukup menghibur jika memang hanya itu tujuannya. 

Ada visualisasi pemandangan alam wisata Indonesia yang dipaparkan dengan indah disertai  wajah-wajah bahagia yang selalu tersenyum sepanjang adegan dalam kondisi mau normal ataupun bahaya, selalu tersenyum.

Akan tetapi, sekali lagi, bagi saya video petunjuk keselamatan itu adalah sesuatu yang serius sehingga butuh cara untuk membuat penumpang tetap fokus terhadap peragaannya baik melalui pramugari maupun video. 

Namun dengan gambaran video seperti ini, saya pikir, fokus dan maksud dari video itu tidak mudah sampai kepada penumpang--dimengerti, karena terlalu banyak "gangguan" di dalamnya.

Sesudah menonton video tersebut, dalam hati saya bertanya "Kok Video Keselamatan Penumpang Garuda kok begini?". 

Akan tetapi saya juga berpikir "Ah, siapa saya, hanya orang kampung pengejar tiket promo", lebih baik saya  melupakan hal tersebut karena komputer sudah menantang saya di game catur Chess Classic.  Sial, kali ini lagi dan lagi, saya kalah.

Untuk manajemen Garuda, semoga tulisan ini berguna untuk perbaikan, jika tidak juga tak apa-apa. 

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun