Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Segitiga Aneh, Ahsan/Hendra, Endo/Watanabe dan Kevin/Marcus

16 Desember 2019   08:19 Diperbarui: 16 Desember 2019   08:34 2734
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ahsan/Hendra mengalahkan Endo/Watanabe I Gambar : PBSI

Tapi Watanabe sabar, sabar menerima bahwa itulah jalan yang diatur oleh PBSInya Jepang. Akhirnya buah kesabaran itu berbuah hasil, mereka menjadi salah satu ganda terkuat dunia sekarang.

Akan tetapi kesabaran itu memang tidak mudah apalagi bagi The Minions. Apalagi jika kalah melulu. Dalam setahun ini Kevin/Marcus dibabat sampai lima kali hanya oleh Endo/Watanabe. Secara psikologis berpengaruhlah, ingin menang, nafsu tapi tidak bergairah. 

Padahal seharusnya yang harus dipahami, kekalahan hanyalah kegagalan yang tertunda, tetapi kalo sampai lima kali memang sudah keterlaluan.

Secara ilmiah, menjelaskan saling mengalahkan antara ketiga pemain ini, memang soal gaya main. Pasangan nomor satu kita, Kevin/Marcus sudah menang 10 kali dan hanya 2 kali kalah dari Ahsan/Hendra, sebaliknya Endo/Watanabe di tangan Ahsan/Hendra hanya mampu sekali menang dari 7 kali pertemuan.

Gaya main Ahsan/Hendra tidak disukai Endo/Watanabe karena bermain dengan ritme yang panjang. Bola tidak mau cepat dimatikan, tetapi memaksa Endo/Watanabe harus lebih dahulu menyerang, lalu dicounter dengan serangan balik yang cepat.

Sebaliknya, Endo/Watanabe berlagak sebaliknya saat melawan Kevin/Marcus. Endo/Watanabe senang diserang terus menerus oleh Kevin/Marcus, dan ketika Kevin/Marcus mulai frustrasi karena tidak bisa menembus pertahanan mereka, Endo/Watanabe mengambil peluang dengan melakukan serangan balik yang tak kalah cepat.

Saya tidak banyak melihat wajah Kevin/Marcus setegang saat melakoni laga pertandingan bulutangkis. Akan tetapi menghadapi Endo/Watanabe, hal itu terlihat jelas.

Frustrasi iya, putus asa juga ya. Kalah di set ketiga hanya dengan meraih 10 poin amatlah menyesakkan. Apalagi melihat senyuman Yuta Watanabe. Perhatikan, senyumannya kayak kaisar bengis yang mengambil harta dari orang tak bersalah.

Syukurlah karma itu datang di final. The Daddies melibas mereka dengan dua set langsung. Endo/Watanabe tak berkutik, mereka tak sabar menghadapi Ahsan/Hendra yang amat sabar, apalagi saat ketinggalan 10-16. Drive mereka nyangkut di net, smash mereka keluar lapanga, dan Ahsan/Hendra ya gitu, cool.

The Daddies mah gitu, Hendra piawai bermain di depan net, smash keras dari Ahsan juga masih menyengat. Lalu ekspresi mereka itu lho, biasa saja. Siapa yang tidak gemas. Yuta gemas, Endo gemas, kalah sudah.

Lalu apa yang akan terjadi di Olimpiade 2020? Ada orang bijak mengatakan demikian. Kesusahan sehari cukuplah sehari. Proyeksi 2020 mungkin terlalu jauh, hanya perlu evaluasi dan refreshing bagi para pasangan ganda kebanggaan kita ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun