Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Setelah Koalisi Prabowo-Sandi Resmi Bubar

29 Juni 2019   06:19 Diperbarui: 29 Juni 2019   09:37 950
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Koalisi Prabowo-Sandi secara resmi Bubar I (ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN)

Secara politik memang terlihat abu-abu, namun memang ada keuntungannya, salah satunya adalah memberi ruang yang fleksibel ketika situasi politik menjadi berubah, partai di penyeimbang menjadi kekuatan lain yang amat diperhitungkan.

Menariknya, narasi peyeimbang ini juga dapat dianggap karena sebuah partai tidak mau bergabung menjadi oposisi namun juga tidak bisa mendapat jalan bergabung dengan pemerintahan.

Ketiga, menjadi bagian dari koalisi Jokowi atau koalisi pemerintahan. Sudut ini memang paling seksi sekarang. Selain partai Berkarya yang tidak tembus ke parlemen, dan PKS yang dipisah jurang perbedaan ideologi dengan partai pendukung Jokowi, partai-partai lain seperti berlomba-lomba untuk masuk ke dalam pemerintahan.

Setelah secara resmi keputusan MK diambil, partai-partai mulai melakukan konsolidasi secara internal untuk menentukan langkah politik. PAN misalnya, mengatakan bakal menggelar rapat kerja nasional (rakernas) pada akhir Juli atau awal Agustus 2019. Rakernas digelar untuk menentukan sikap politik PAN lima tahun ke depan.

"Dari berbagai wacana, hanya PKS yang nampaknya akan berdiri sendirian di sudut tersebut. Sobat terbaik PKS, Gerindra bahkan diisukan akan bergabung dengan koalisi pemerintahan Jokowi selanjutnya."

PAN memang kerap diisukan bergabung dengan pemerintahan Jokowi pasca Ketum PAN, Zulkifli Hasan beberapa kali bertemu dengan Jokowi. Hanya, beberapa gejolak pro-kontra di internal membuat keputusan dari Rakernas akan menjadi jalan formal yang harus diambil.

Partai Demokrat bercerita dengan cara yang berbeda. Menjadi peyeimbang menjadi kekhasan dari partai yang didirikan SBY ini. Akan tetapi, kepentingan untuk memberi jalan bagi AHY merintis karir politik yang lebih besar, membuat bergabung dengan koalisi pemerintah adalah hal yang paling rasional untuk dijalani.

Sekarang, tentu kartu trufnya adalah respon dari Jokowi sendiri. Meskipun AHY sudah beberapa kali bertemu dengan Jokowi, menariknya menurut politisi Demokrat, Andi Malarangeng, ajakan dari kubu Jokowi belum terlihat dengan jelas. 

Demokrat mau, tetapi jika tidak direspon atau diajak maka akan percuma, jalan menjadi penyeimbang kembali atau bahkan oposisi mungkin diambil sebagai jalan terakhir.

Gerindra sebagai pentolan koalisi Adil Makmur, masuk dalam ranah ini setelah diisukan ditawarkan kursi menteri, bahkan Prabowo diisukan akan masuk menjadi anggota wantimpres Jokowi. Nampaknya terlihat tidak mungkin, namun politik nasional yang kerap dilihat  sebagai sesuatu yang cair memungkinkan hal itu terjadi.  

Menggandeng Gerindra yang mempunyai  12 persen suara dianggap sebagai sebuah langkah politik yang strategis bagi pemerintahan sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun