Christiano Ronaldo dan Luka Modric saja pernah gagal artinya hal ini bukan tugas yang mudah. Namun seorang Griezmann mampu membuktikan bahwa dia lebih hebat setelah mencetak dua gol dari titik penalti bagi Prancis dari dua kali kesempatan.
Untuk hal ini, rekannya yang lebih senior, Olivier Giroud sudah sejak lama mengakui kapabilitas  Griezmann. "Dia bisa menghadapi tekanan berat dan melakukan tugasnya dengan sempurna" ujar Giroud singkat.
Kedua, fleksibilitas peran Griezmann.
Perhatikan bagaimana Griezmann diinstruksikan Deschamps sebagai penyerang sayap dalam skema 4-3-3 dan playmaker dalam skema 4-2-3-1. Bahkan saat menghadapi Belgia di semi final, setelah Giroud keluar, Griezmann didaulat sebagai penyerang tunggal di depan.
Kemampuan bermain di berbagai posisi ini yang membuat pergerakan Griezmann lebih sulit ditebak dari pemain Prancis lainnya. Dia bisa mencetak gol dari berbagai posisi dan berbagai gaya. Mungkin karena itulah Griezmann dijuluki Le Petit Diable alias Si Setan Kecil. Â Setan gesit yang hanya bertinggi 175 cm yang sering muncul tanpa diduga, menakuti dan memiliki naluri tajam membobol gawang lawan.
Kebanyakan pemain yang sanggup melakukan hal seperti ini adalah pemain yang memiliki intelegensi dan kreativitas yang cukup. Darimana kreativitas ini muncul? Mungkin karena cerita perjalanan menjadi pesepakbola Griezmann yang didukung penuh oleh keluarganya.
Dukungan kedua orangtua terus kuat setelah Griezmann bertambah dewasa. Alain dan Isabel hampir tak pernah melewatkan laga dimana Griezmann tampil terutama saat membela Les Blues. Mereka hadir bersama adik Griezmann, Theo, istrinya, Erika dan putri tercinta, Mia.
Sepakbola adalah kebahagiaan dan Griezman mendapatkan itu semakin paripurna melalui dukungan keluarganya. Jika sudah bahagia, pemain akan tampil luar biasa di lapangan.
Ketiga, misi pembuktian pribadi Griezmann.