Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Von Leibniz dan Cinta Juup Heynckes

8 Oktober 2017   16:32 Diperbarui: 8 Oktober 2017   22:14 2142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Juup Heynckes, kembali melatih Bayern (Foto : thenational)

Keputusan itu semakin bulat setelah Bayern merasa bahwa Pep Guardiola lebih menjanjikan untuk menjaga Bayern tetap berada di kelompok elit, terkhususnya di kompetisi Eropa. 

Saya tak akan melatih klub lain di dunia, saya hanya ingin pergi berlibur" pungkas Heynckes singkat dalam konferensi pers terakhirnya setelah parade juara.

Akhirnya sebuah panggilan setelah lebih dari 4 tahun, membuat Heynckes akhirnya mau kembali melatih Bayern.

Jumat, 5 Oktober 2017. "Bayern Munchen ibarat masalah cinta bagi saya. Tim kepelatihan saya dan saya sekarang akan melakukan segalanya untuk bisa mempersembahkan kesuksesan sepakbola pada fans lagi".  

Panggilan cinta itu dilatarbelakangi oleh jebloknya penampilan Bayern di segala kompetisi. Dipermak PSG tiga gol tanpa balas, di Bundesliga pun Bayern terpaku di posisi kedua, tertinggal 5 poin dari rival mereka, Borussia Dortmund. Suatu gambaran yang tidak bisa diterima oleh pendukung maupun petinggi Bayern. "Ini bukan Bayern" tegas direktur Bayern, Karl Heinz Rummenige yang sangat kecewa.

Ancelotti akhirnya dipecat. Thomas Tuchel, Juergen Klopp dan Julian Nagelsmann muncul sebagai calon kuat pengganti Ancelotti, dengan dua nama pertama menjadi calon kuat.

Dua nama pertama dianggap sukses ketika membawa rival Bayern, Dortmund tampil apik di kompetisi lokal maupun Eropa. Bahkan penampilan Dortmund dibawah keduanya dianggap semakin eksplosif dan juga indah untuk disaksikan. Sedangkan Nagelsmann (Pelatih Hoffeiheim), meski cerdas, namun belum punya pengalaman yang cukup di Eropa, padahal salah satu alasan Ancelotti ditunjuk sebagai pelatih Bayern adalah pengalamannya menjadi juara di Liga Champions.

Semua prediksi ini meleset. Bukan Tuchel, maupun Klopp,  Juup Heynckes yang sudah berusia 72 tahun lah yang akhirnya dipanggil kembali melatih Die Roten. "Kami sudah mempertimbangkan berbagai opsi dengan sangat matang. Diskusi dalam yang saya lakukan dengan [Hasan] Salihamidzic dan Hoeness akhirnya menunjukkan sekali lagi, jika Heynckes adalah pilihan terbaik. Dia sempurna untuk Bayern saat ini dan hubungan kami dengannya sangat-sangat baik," ujar CEO Bayern, Karl-Heinz Rummenigge.

Di titik ini, banyak hal perlu diperdebatkan. Pertanyaan-pertanyaan seputar kemampuan Heynckes yang sudah lama tidak melatih ini diapungkan. Terkhususnya kemampuan Heynckess untuk meracik taktik yang tepat untuk menandingi taktik-taktik sepak bola modern yang dianggap telah berkembang pesat.

Namun ada satu hal yang perlu digarisbawahi di luar kemampuan teknis di atas, yaitu ketegasan Heynckes hingga dijuluki The God Father. Ketegasan ini dianggap sangat penting untuk mengisi lubang kosong yang ditinggalkan Ancelotti.

Silent Leadershipala Ancelotti mengakibatkan para pemain senior seperti Robben, Riberry dan Mueller dianggap dengan berani berkomplot untuk menjatuhkannya menyusul performa buruk Die Roten. Ancelotti dianggap terlalu lembek ketika menangani para pemain bintang Bayern, di luar lapangan maupun di sesi latihan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun