Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Menikmati Mulut Seribu, Labirin Indah di Ujung Selatan Indonesia

26 Agustus 2016   09:31 Diperbarui: 26 Agustus 2016   13:35 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Petani rumput laut dari Kejauhan (Sbr gbr : Arnold)

Oh iya, kita disarankan untuk membeli ikan sebelum berangkat untuk dibakar  nantinya. Rencananya, di akhir tur memutari Mulut Seribu kita akan beristirahat sejenak di pantai Mulut Seribu. Di sana kita bisa membakar ikan sambil menikmati keindahan pantai.

Ikan berbagai jenis bisa kita beli di pelabuhan. Lalu  jangan lupa membawa air mineral yang cukup, karena jika seperti kami yang akan memulai perjalanan jam 11 siang, maka sangat panas dan mengundang dahaga di sepanjang perjalanan.

Pantai Putih di sepanjang Mulut Seribu (sbr gbr : Arnold)
Pantai Putih di sepanjang Mulut Seribu (sbr gbr : Arnold)
Memang benar, sepanjang perjalanan yang memakan waktu hampir 2 jam kita akan disuguhi pemandangan yang indah sepanjang perjalanan. Mulai dari pantai putih yang masih perawan ataupun aktivitas dari petani rumput lalut yang tenang bekerja.

Petani rumput laut dari Kejauhan (Sbr gbr : Arnold)
Petani rumput laut dari Kejauhan (Sbr gbr : Arnold)
Menurut saya, puncak dari keindahan ini adalah menikmati teduhnya air laut yang masuk diantara pulau-pulau kecil. Air ini terlihat seperti danau yang begitu tenang. Sangat indah.

Air tenang di antara Pulau Karang di Mulut Seribu (Sbr gbr : Arnold)
Air tenang di antara Pulau Karang di Mulut Seribu (Sbr gbr : Arnold)
Teduhnya air laut ini  kontras sekali dengan Pulau karang yang tersebar tidak beraturan di Mulut Seribu. Karakteristik Karang ini beragam sekali dan menjadi salah satu pesona dan sasaran jepretan kamera dalam perjalanan kami.

Pulau Karang tersebar tidak beraturan (Sbr gbr : Arnold)
Pulau Karang tersebar tidak beraturan (Sbr gbr : Arnold)
Sesudah perjalanan panjang menyusuri pulau-pulau kecil dan  menikmati air laut teduh maka di ujung perjalanan kami berpaut ke sebuah pantai. Pantai ini disebut pantai seribu. Sesudah menikmati ikan bakar dan menghabiskan waktu kurang lebih satu jam disana kami bertolak untuk pulang ke Papela.


Soal estimasi waktu pulang harus diperhitungkan dengan baik, soalnya kita kan pulang melalui jalan berbeda yaitu memutari lautan lepas. Mengapa ? Karena labirin yang sebelumnya kita lalui itu sudah tertutup atau air di dalam labirin mulut seribu sudah mulai surut sehingga kita tidak akan bisa melaluinya lagi di atas jam 3 sore.

Pantai pasir putih Mulut Seribu (Sbr gbr : Arnold)
Pantai pasir putih Mulut Seribu (Sbr gbr : Arnold)
Menempuh perjalanan pulang kurang lebih sejam, kita akan sampai kembali ke pelabuhan Papela sekitar pukul 5 Sore. Jangan kuatir, walaupun kita kan lelah karena perjalanan, kita akan disuguhi kembali indahnya Sunset di Papela. Sebuah pemandangan yang menyegarkan sebelum kami pulang.

Sunset di Papela (sbr gbr : Arnold)
Sunset di Papela (sbr gbr : Arnold)
Akhirnya, sepanjang perjalanan pulang,  kami  tak habis-habisnya  menceritakan tentang keindahan dari mulut seribu. Jika ada yang ingin mengunjunginya, saya jamin tidak akan menyesal.

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun