Mohon tunggu...
Aldo Manalu
Aldo Manalu Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Lelaki kelahiran Bekasi, 11 Maret 1996. Menekuni bidang literasi terkhusus kepenulisan hingga sampai saat kini.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pesta

26 September 2017   14:45 Diperbarui: 26 September 2017   15:04 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://www.filmapik.tv

"Maafkan aku, Reon," ucap Angelina sambil mengembalikan wajahnya menatap Reonald. Ada rasa penyesalan bercampur sedih di balik tatap mata perempuan berkulit putih itu.

"Hahaha tidak usah dipikirkan. Aku sudah memaafkan dan melupakan semua itu. Dan untuk merayakan pertemanan kita, aku ambilkan minuman untuk kita ya." Angelina mengangguk setuju dengan usulan Reonald.

"Kalau begitu tunggu sebentar." Reonald kembali menjejakkan kaki menuruni puluhan anak tangga. Namun ia tidak melihat temannya, Stansel, di sana. Kemudian ia menghampiri Fizhra guna menanyakan keberadaan Stansel.

"Fiz, di mana Stansel?"

"O dia lagi tidur di kamarmu. Dia udah mabuk berat. Aku udah larang dia minum banyak tapi dia tetap ngeyel. Ya beginilah jadinya. Kusuruh pembantumu membantuku mengangkat dia ke kamar," ujar Fizhra.

"Ya udah enggak apa-apa tapi gua balik dulu. Mau ngambil minum sama si Angelina." Fizhra mengangguk pelan membiarkan Reonald pergi dari hadapanya. Begitu tiba di dapur, lelaki itu mengambil dua gelas kaca bertangkai  dari rak gelas kemudian disusul dengan membuka pintu kulkas. Mengambil sebotol bir hitam, dituangkan ke dalam kedua gelas itu.

Reonald menaruh dua gelas itu di atas nampan kemudian  meninggalkan dapur dengan senyum penuh misteri.

*

Sudah pukul 23.30. Suasana rumah Reonald mulai dikuasai sepi. Pesta reuni yang dimulai pada pukul 17.30 sore berakhir pukul 23.10. Para undangan sudah meninggalkan kediaman Reonald. Yang tertinggal hanya sesampahan,  jejak tapak sepatu sampai dan para penyewa alat musik yang sudah membawa peralatan musik mereka pergi dari sana.

Tetapi masih ada orang yang tertinggal di rumah itu. Namun mereka tidak tahu entah berada di mana saat ini. Itulah yang dirasakan Angelina. Hal yang diingatnya terakhir kali ketika ia meminum bir hitam yang disediakan Reonald, mendadak kepalanya terasa berat. Dan ia seperti merasa kantuk yag tak tertahankan. Ia meminta Reonald agar mengantarkan dia ke kamar tidur. Reonald mengiyakan permintaannya.

Tapi kondisi kamar yang dia tempati saat ini berbeda dengan kamar yang sebelumnya. Tidak ada kasur, bantal atau sprei indah di sana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun