Mohon tunggu...
Aldo Manalu
Aldo Manalu Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Lelaki kelahiran Bekasi, 11 Maret 1996. Menekuni bidang literasi terkhusus kepenulisan hingga sampai saat kini.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Tumbal Arwah Jelangkung - 8

26 Februari 2016   18:36 Diperbarui: 26 Februari 2016   18:56 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Donni beranjak pergi meninggalkan bu Hesty. Ia tak mau membuat masalah dengan guru yang super killer itu.

Lonceng istirahat berdering keras. Ibu Farah meninggalkan kelas dikuti oleh seluruh murid XI-4, Donni termasuk di dalamnya. Ia mempercepat langkah kakinya menuju kelas XI IPS-1 untuk mencari Heru.

“Hey  Dina, apakah kau melihat Heru?” tanya Donni pada Dina yang kebetulan sedang mengobrol dengan teman-temannya.

“Tidak.” jawab Heru singkat.

Donni berpaling dari hadapan Dina ketika mengetahui Heru tidak ada di kelas. Ia mengingat kantin favorit tempat Heru nongkrong bersama kawan-kawannya—kantin mas Pay.

Kantin mas Pay terletak di samping ruang UKS. Di sampingnya, ada sebuah mushola yang biasanya dipakai oleh murid-murid beragama Muslim untuk sholat. Kantin ini merupakan tempat mangkal para siswa IPS ketika cabut pelajaran atau waktu istirahat.

Donni tiba di kantin. Matanya terus berputar-putar mencari keberadaan Heru. Ia menemukan Heru di antara kerumunan siswa yang sedang menyantap nasi hangat. Heru tertawa terbahak-bahakmendengar lelucon yang dilontarkan teman sekelasnya.

“Ada apa bro?” Heru menghentikan tawanya saat Donni berada di hadapannya.

“Ini tentang Lina.”

Begitu mendengar nama Lina, Heru berdiri dan berpamitan pada teman-temannya. Donni berjalan lebih dulu sementara Heru mengekor di belakang.

“Kenapa kau Don? Kelihatannya panik begitu. Ada apa dengan Lina?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun