Mohon tunggu...
Arman Syarif
Arman Syarif Mohon Tunggu... Guru - Pencinta kopi dan sunyi

Lahir di Togo-togo, Jeneponto, Sul Sel. Instagram : arman_syarif_

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Matinya Rasa Malu

16 November 2019   01:15 Diperbarui: 16 November 2019   01:45 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : Pixabay.com

Bau anyir, bau keringat
bau jeroannya binatang
bau comberan
melingkupi udara ruang
batin sesak, raga terimpit
kemudian dihajar sang waktu
yang berjalan begitu lamban

Kusangka setelah lama disiksa
berbagai aneka aroma busuk
dan meringkuk dalam kesia-siaan
ia akan 'bunuh diri'
lalu kembali ke jati diri

Malah ia semakin beringas...
menipu dan menyusahkan khalayak
merampas hak-hak para jelata
memang telah menjadi wataknya
dan benar
rasa malunya sudah mati

Jangan katakan
karena matinya sisi kewarasan,
sebab matinya rasa malu
sudah mengubur habis
semua esensi kemanusiaannya

Aku bertekuk pikir
mengapa ia belum juga belajar menghadirkan rasa malu
di saat ramai orang ingin
mengakhiri hidup karena rasa malu
justru ia ingin hidup tanpa rasa malu

Makassar | 16 November 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun