ia pernah memahat dua kata sederhana di lembar ingatanku yang tak bisa lekang oleh waktu. ia katakan "cintai pekerjaanmu"
berhari-hari aku membatin, hingga kutemui suatu simpulan, mencintai pekerjaan meniscayakan agar seseorang mesti tulus mengabdi
tulus mengabdi adalah satu pancaran cinta yang tiada terhitung faedahnya. orang-orang akan meletakkan namamu di jantung waktu
meski telah tiada karena dikunyah masa, namamu akan terus berdetak. dikenang indah; selalu mengisi lembaran waktu
tak usah pikirkan seberapa banyak yang telah diraih, bukankah mencintai mengharuskan seseorang banyak memberi, bukan menerima
(catatan langit, 25 juni 2019)