Akulah bintangmu. Itu katamu kemarin, ketika satu langkah kakimu sudah memasuki gerbang malam.
Aku ingin menepis anggapan itu, sebelum hubungan ini terlampau jauh melewati malam-malam berikutnya.
Cintailah aku sekadarnya saja, meski setiap malam ku sinari hidupmu, agar esok lusa di saat aku tak lagi berada di sampingmu, kau akan baik-baik saja.
Maksudku, janganlah karena wujudku bertabur cahaya membuatmu larut dalam kekaguman abadi terhadapku, karena akupun akan sirna.
Sederhana kata, kuingin dalam hubungan ini, kita melibatkan zat yang kekal dan abadi.
(Catatan langit, 29 Mei 2019)
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!