Muridku yang Kristiani, namanya Ibrani Sico Mendes dari tanah Papua, melintas bersama motor birunya, ketika di bawah matahari terik kutapaki jalan menuju masjid untuk menunaikan salat jumat.
Ia tiba-tiba menghentikan laju motornya saat melihatku. Dengan penuh hormat, tanpa kuminta, malah kutolak, ia terus memintaku menaiki motornya untuk mengantarku ke masjid.
Oh, betapa indah dan damainya dunia, andai kenyataan ini menggejala, di mana perbedaan agama tak jadi sekat pemisah untuk saling menolong satu sama lain.
(Catatan langit, 24 Mei 2019)
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!