Kutahu dirimu kini sedang menahan bulir-bulir air mata derita di pelupuk matamu yang tak bisa kau bebaskan sendiri.
Adakah kau sadari, riak air mata derita tak bisa kau usir hanya dengan rekah senyuman palsu di wajahmu.
Sekuat apapun ikhtiarmu membendung, air mata itu akan tetap mengalir.
Tak usah kau lawan, ikuti saja arus air matamu, biarkan ia mengalir agar derita itu sedikit terkikis.
(Catatan langit, Mei 2019)
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!