Mohon tunggu...
Arman Syarif
Arman Syarif Mohon Tunggu... Guru - Pencinta kopi dan sunyi

Lahir di Togo-togo, Jeneponto, Sul Sel. Instagram : arman_syarif_

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mengadu kepada Bulan

3 Mei 2019   15:35 Diperbarui: 3 Mei 2019   15:36 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bulan, sanggupkah kau meredam gejolak resahku kini, karena matahari telah menyembunyikan secercah sinarnya.

Bulan, matahari menderaku tanpa menyelisik jauh ke ceruk jiwa. Bahwa ku tetap insan biasa menggenggam arti untuk dunia.

Bulan, nelangsa hati kini bergelayutan di bilik pilu, karena matahari telah merampas hak-hakku sebagai rakyat jelata.

Bulan, meski kutertatih memapah diri, tetap ku memilih wujudmu untuk sandarkan lelahku sejenak di dunia fana ini.

(Catatan langit, 2 Mei 2019)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun