Berlayar di samudra derita. Dengan perahu derita, mendayung dengan sedikit asa.
Bernapas susah, bermandikan sinar panas sang surya.
Seiring berputarnya waktu, dengan perut keroncongan, terombang-ambing tak tentu arah.
Duh...nasibku terlunta-lunta dihantam gelombang putus asa.
Kapan dan kapan Tuhan, keadaan ini berujung di akhir derita.
(Catatan langit, 25/04/2019)
Untuk kawan-kawan yang menderita
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!