Mohon tunggu...
Dicky Armando
Dicky Armando Mohon Tunggu... Administrasi - Orang Biasa

Seseorang yang bermimpi berbuat sesuatu yang luar biasa untuk masyarakat dan negara-nya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sarang, Tempatnya Para Penulis Pontianak Tumbuh dan Berkembang

6 Oktober 2019   20:09 Diperbarui: 6 Oktober 2019   20:30 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pembukaan Sarang, Dihadiri Berbagai Elemen Pegiat Literasi. Sumber Foto: Dokumentasi Dicky Armando

Senja kali ini diiringi rinai hujan. Tubuh saya juga sudah terasa sangat lelah setelah seharian membersihkan rumah yang hampir rampung direnovasi. Sempat saya berpikir untuk tak ke mana-mana lagi. Tapi bagaimana mungkin saya mengkhianati semangat rekan-rekan seperjuangan di Pontianak yang dengan sepenuh hati mengorbankan waktu dan tenaga untuk mendirikan sebuah fasilitas literasi, tanpa bantuan dari pemerintah.

Hari ini, 6 Oktober 2019, telah lahir "Sarang", tempat di mana para pehobi baca, penulis, pegiat literasi, pemikir, atau apa pun itu sebutannya, dapat melakukan berbagai kegiatan di sini. Baca gratis? Silakan. Diskusi? Bisa. Beli buku? Dengan senang hati. Menerbitkan karya tulis? Sangat ditunggu. Bagi yang berminat, silakan mengunjungi Rumah Baca Sarang di Jalan Villa Mutiara Mas I, Kelurahan Sungai Bangkong, Kecamatan Pontianak Kota.

Sarang dikelola oleh Komunitas KALBAR Membaca yang namanya sudah kesohor di Provinsi Kalimantan Barat. Grup ini digawangi oleh Varli Pay Sandi dan Burdadi.

Varli Pay Sandi dan Burdadi Sedang Berdiskusi dengan Beberapa Pengunjung. Sumber Foto: Dokumentasi Dicky Armando
Varli Pay Sandi dan Burdadi Sedang Berdiskusi dengan Beberapa Pengunjung. Sumber Foto: Dokumentasi Dicky Armando
Sebelumnya, KALBAR Membaca memiliki agenda rutin membuka lapak baca di Taman Digulis, Jalan Ahmad Yani, Pontianak. Namun, para pendiri komunitas ini punya mimpi yang lebih besar daripada itu: punya bangunan permanen.

Berangkat dari mimpi tersebut, Varli Pay Sandi mengorbankan sebagian bangunan usaha indekosnya, yang kemudian disulap menjadi apa yang telah lama mereka idamkan. 

Melihat perjuangan seperti itu, berdosa rasanya saya tidak menghadiri "Grand Opening" Sarang. Meski datang terlambat--sekitar jam 17.00 WIB--setidaknya saya telah berusaha menunjukan apresiasi terhadap usaha mereka, dan bukan keinginan saya datang terlambat. Percayalah! 

Ketika sampai di sana, tidak terlihat satu pun pegiat literasi yang sering hadir dalam diskusi-diskusi atau peluncuran buku di Kota Pontianak. Saya tak berani bilang kalau yang datang itu adalah "wajah baru", atau sebut saja saya yang belum pernah bertemu mereka. Sedikit kecewa, begitu perasaan saya. Bukan kecewa kepada Sarang, melainkan kecewa kepada "wajah lama", mengingat KALBAR Membaca cukup aktif dalam kegiatan literasi, khususnya dalam mengakomodasi karya-karya putra daerah.

Namun kekecewaan itu sirna secepat ketika ia dimulai. Deretan buku-buku berkualitas, terpajang rapi dalam rak buatan tangan. Koleksi buku di Sarang mencapai 1000 eksemplar, kurang-lebih. Kebanyakan koleksi pribadi dari Varli Pay Sandi dan Burdadi.

"Kenapa kau namakan 'Sarang', Pay? Filosofi apa di baliknya?" tanya saya penasaran.

"Ibarat sarang burung, bertelur, menetas, dan terbang (mandiri). Seperti itu misi kami terhadap para calon penulis di Kalimantan Barat," jawabnya pelan, namun dengan penekanan gestur yang sangat serius.

Ia juga menjelaskan bahwa KALBAR Membaca juga telah berafiliasi dengan beberapa komunitas literasi di seantero Kalimantan Barat, dengan harapan bisa bersinergi dalam memajukan minat membaca di daerah ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun