Mohon tunggu...
Ariza
Ariza Mohon Tunggu... Universitas Pendidikan Indonesia

Hanya Mahasiswa Biasa

Selanjutnya

Tutup

Games

"Ampun Puh Sepuh" dan Si Paling Humble: Ketika Gamer Berlomba Untuk Menjadi yang Paling Humble

14 Juni 2025   13:40 Diperbarui: 14 Juni 2025   13:37 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

3. Menciptakan Standar Toxic
Gamer jadi merasa wajib "merendah" kalau nggak mau dianggap sombong. Ini bisa menciptakan tekanan sosial yang nggak sehat.

Pragmatik dalam Konteks Digital

Yang menarik, fenomena ini berkembang dalam konteks digital di mana:

  • Komunikasi lebih singkat dan to-the-point
  • Nada suara dan ekspresi wajah nggak keliatan
  • Audience lebih luas dan beragam
  • Respon real-time dari banyak orang

Makanya, gamer harus extra hati-hati dalam memilih kata. "Ampun sepuh" jadi semacam safety net untuk menghindari salah paham.

Tips: Kapan harus Humble, Kapan harus bangga?

Humble yang Sehat:

Mengakui kontribusi tim

Belajar dari kekalahan

Menghargai lawan yang bagus

Bangga yang Wajar:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Games Selengkapnya
Lihat Games Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun