Mohon tunggu...
Ariyansah NK
Ariyansah NK Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Manggar Sari & Ketertindasan Kaum Perempuan

23 Desember 2018   17:00 Diperbarui: 23 Desember 2018   17:04 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Oleh: Ariyansah NK

Baru-baru ini puluhan mahasiswa Balikpapan dari sejumlah organisasi menggelar aksi sekaligus kampanye anti kekerasan terhadap kaum perempuan. Kegiatan berlangsung di salah satu pusat keramaian Kota Minyak itu. Mereka berkumpul dengan nama Lingkar Diskusi Perempuan Balikpapan.

Gerakan itu hadir dengan berbagai tagline dan ajakan. Satu yang menonjol yaitu kata "Mari Bersinergi, Muliakan Perempuanmu" yang terpampang di pamflet-pamflet dan ramai tersebar di beberapa media sosial Instagram, Facebook dan Whatsapp.

Bagi saya, tidak ada yang salah dengan gerakan itu. Bahkan saya pun turut mengapresiasi gerakan itu sebagai bagian dari semangat melawan penindasan dan ketidakadilan terhadap kaum perempuan.

Merdeka!!! Hidup kaum perempuan.

Dan semoga seruan memuliakan perempuan yang dimaksud dalam gerakan itu benar-benar dalam artian yang sesungguhnya. Dipandang sebagai bagian dari kekuatan dalam melawan segala bentuk penindasan, menuju kesejahteraan bersama. Tidak terjebak pada tindakan-tindakan penspesialan perempuan yang kemudian berujung pada pendewi tololan kaum perempuan itu sendiri.

Sekali lagi, saya memaknai gerakan kawan-kawanku itu sebagai bagian dari perlawanan kepada setiap bentuk tindakan dan ketidakadilan yang mengakibatkan ketertindasan kaum perempuan.

Dan kali ini saya akan membahas hal sama, tentang ketertindasan kaum perempuan. Meski secara detail bukan mengenai kekerasan terhadap kaum perempuan, seperti yang disuarakan dan dikampanyekan oleh kawan-kawan di atas. Melainkan sebuah pandangan saya tentang salah satu lokalisasi di Balikpapan, Manggar Sari. Di mana bagi saya, tempat itu, menyimpan dan menggambarkan kondisi ketertindasan kaum perempuan.

Bagi Anda warga Balikpapan, apalagi yang tinggal di wilayah Balikpapan Timur, tentu sudah tak asing lagi dengan tempat lokalisasi Manggar Sari. Dulunya tempat "esek-esek" ini sudah pernah ditutup oleh pemerintah setempat. Namun beroperasi lagi. Razia Satpol PP juga rutin dilakukan di tempat ini, sebagai bagian dari penertiban dan upaya mewujudkan ketentraman serta ketertiban di lingkungan masyarakat. Begitu, kata dan alibinya.

Sebetulnya, ada berbagai motif para perempuan yang banyak orang menyebutnya sebagai PSK (Pekerja Seks Komersial) berada di tempat lokalisasi itu. Ada juga yang sebenarnya tak pernah berharap sama sekali berada di tempat yang bagi orang awam menyebutnya kotor dan penuh maksiat itu. Ada juga yang tak tahu harus kemana dan putus asa terhadap kondisi kehidupannya, sehingga memutuskan menjadi salah satu PSK di lokalisasi itu.

Saya pernah berkesempatan bercerita lebih dalam dengan beberapa dari sekitar dua ratusan jumlah PSK di sana. Orientasi pembicaraan bukan soal pemuasan nafsu, melainkan alasan utama mereka berada di sana. Dari situ, saya dapat menyimpulkan, alasan mereka di sana adalah sebuah penghidupan. Ya, mencari penghidupan di tengah kejamnya zaman dan standar kehidupan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun