Mohon tunggu...
Ihsan Ariswanto
Ihsan Ariswanto Mohon Tunggu... Wiraswasta -

Orang desa. Pekerja serabutan. Ingin jadi peternak kelak. https://ariswanto.github.io

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Apa Salahnya Buka Baju Saat Pertemuan?

11 April 2016   21:30 Diperbarui: 11 April 2016   21:42 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Ilustrasi: Antonio Garcia membuka pakaian di sidang parlemen Meksiko. Sumber: DailyMail."][/caption]

Baru-baru ini, Lik Mangun Sukliwir membuat kehebohan di kampung. Ahad Kliwon kemarin, dia diundang ke kediaman Lurah Desa. Entah dalam rangka apa, saya sendiri tidak tahu. Pertemuan tersebut bersifat tertutup. Tentu saja saya tidak diundang. Hanya para pegiat desa saja yang diundang.

Kejadian hari itu tidak bisa ditahan untuk lepas dari tembok Pak Lurah. Pagi tadi di warung Yu Wagirah, Joyo Sujengat yang diundang dalam acara tersebut bercerita soal kelakuan Lik Mangun.

Menurut cerita Joyo, Lik Mangun datang ke rumah Pak Lurah hanya memakai celana kolor saja. Tidak pakai baju, tidak kaos, tidak sarung, apalagi peci seperti umumnya orang bertandang ke rumah Pak Lurah. Tentu saja kelakuan Lik Mangun ini mengejutkan hadirin yang lain. Kok bisa, orang datang ke rumah lurah hanya dengan kolor saja?

Namun, menurut Joyo, Pak Lurah tidak marah. "Kalau di rumah saya bebas saja, ini kan bukan di Balai Desa," kata Joyo menirukan Pak Lurah.

Orang-orang yang sedang belanja di warung langsung heboh mendengar cerita Joyo. Ada yang menyalahkan Joyo. "Tidak sopan pertemuan dengan Pak Lurah kok cuma pakai kolor," kata Bu Munawir.

Bu Maslamah menimpali, "Itu Pak Lurah kenapa membiarkan saja kelakuan Mangun, lurah macam apa itu. Perbuatan begitu bisa jadi contoh buruk bagi anak-anak kampung."

Begitulah, dari warung Yu Wagirah, cerita tadi menyebar. Sampailah pula cerita itu kepadaku. Karena penasaran, aku datangi rumah Lik Mangun untuk mengerti duduk perkaranya.

"Aku itu baru pulang dari sawah kemarin itu," kata Lik Mangun menceritakan kejadian itu. "Lagipula, aku ini sudah biasa telanjang dada kalau sedang nyangkul."

"Tapi itu kan perbuatan tidak sopan, Lik? Melanggar norma," aku menimpali.

"Loh, norma itu kan relatif. Kalau aku ya biasa saja buka baju begini. Tiap hari juga begini. Lagipula pertemuan itu kan di rumah Pak Lurah, bukan di Balai Desa. Pak Lurah kalau di rumah juga sering buka baju kan? Kalau kamu gak suka buka baju, ya jangan buka baju. Tapi tidak usah menyalah-nyalahkan orang yang buka baju!" Lik Mangun bersungut-sungut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun