DEMAK - Ribuan Jama'ah Rabu malam (28/02/18) memadati alun-alun Kabupaten Demak untuk mengikuti Pengajian Akbar. Â Kegiatan yang diselenggarakan oleh Ta'mir Masjid Agung Demak ini guna memperingati Haul Akbar Sultan Raden Fatah Sayidin Panotogomo yang ke 515.
Agenda rutin setiap tahun ini dimulai dengan beberapa kekegiatan diantaranya khataman al-Qur'an, Parade Jimat Panjang, dan khitanan massal yang di selenggarakan seminggu sebelum diadakanya pengajian akbar dalam rangka memperingati Haul Sultan Fatah Sayidin Panotogomo.
Puncak acara tersebut adalah pengajian umum bersama para alim dan kyai Sekabupaten Demak dan sekitarnya. Hadir dalam kesempatan  tersebut adalah Habib Lutfi Ali Bin Yahya,KH.Rahmat Syarif SQ MA, Kasdam IV/Diponegoro BrigjenTNI Bakti Agus Fajadjari S.I.P.,M.Si,Kasi Intel Korem 073/Makutarama Letkol Inf Hariadi S.Sos,Bupati Demak HM Natsir Sag MM,Dandim 0716/Demak Letkol Inf Abi kusnianto, Kapolres Demak AKBP Mahesa Soegriwo S.Ik Wakil Bupati Joko Sutanto Setda Demak Dr.Singgih Setiyono,Ka MUI KH M Asyik,Para Kyai ,Alim Ulama dan Santri Serta Jamaah tak kurang dari 5000 orang
Sultan Fatah merupakan tokoh penting dalam proses penyebaran agama Islam. Selain sebagai raja Islam pertama kali di Jawa, santri sekaligus menantu Raden Rahmatullah atau Sunan Ampel tersebut juga sosok yang sholeh dan alim.
Sultan Fatah merupakan sosok pemimpin yang arif dan bijaksana. Setelah mendapatkan tanah perdikan di daerah Glagahwangi yang kemudian berganti nama menjadi Demak Bintoro, maka Sultan Fatah bersama Dewan Wali mendirikan Masjid dan juga kejaraan Islam pertama kali di tanah Jawa. Pangeran Jinbun (nama mudanya) selanjutnya bergantinama dengan Raden Fatah bergelar Sayidin Panotogomo ing Tanah Jawi.
Sementara itu, dalam sambutannya Bupati menuturkan bahwa Peringatan Haul Agung Kanjeng Sultan Raden Abdul Fattah Al-Akbar Sayidin Panotogomo ini sebagai wujud penghormatan kita atas jasa besar Sultan Fatah, yakni Raja Islam pertama di Tanah Jawa. Raden Fatah merupakan salah satu sosok umaro' yang ulama. Artinya, beliau mampu memposisikan diri sebagai seorang pemimpin dan juga
sebagai seorang kyai. Pemimpin yang tetap mengedepankan ahlaqul karimah dan mengabdikan diri untuk perjuangan Agama Islam kita harus meneladani apa yang telah dicontohkan oleh Sultan Fatah.Â
"Kita sebagai umat Islam Indonesia, wajib meneladani Sultan Fatah karena beliau adalah sosok pemimpin yang bijaksana lagi sholeh dan alim. Saat ini kita miskin  keteladanan, maka dengan menyelenggarakan haul Sultan Fatah, kiranya kita dapat mengambil hikmah dari nilai-nilai yang telah diperjuangkannya," demikian tuturnya.