Mohon tunggu...
A K Basuki
A K Basuki Mohon Tunggu... karyawan swasta -

menjauhi larangan-Nya dan menjauhi wortel..

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[MIRROR] Lain Dunia: Sebuah Acara Uji Keberanian di Televisi

20 Desember 2011   08:01 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:00 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Saat akhirnya pemantik itu kutemukan, aku justru tertegun karena kini terdengar tangis perempuan, menyayat seperti dalam penderitaan yang sangat. Aku terpukau.

"Sekarang..terdengar...perempuan menangis."

Suara tangisan itu makin keras dan aku segera sadar lilin di tanganku harus segera dinyalakan. Pemantik kutekan. Sekali, gagal. Dua kali, gagal. Tiga kali, juga gagal. Dengan khawatir kepalaku menoleh ke arah suara tangisan. Tidak ada apapun kecuali gelap dan sesekali hanya cahaya percikan bunga api dari pemantikku yang mejan.

Lobi hotel ini kemudian jadi sangat riuh karena suara tangisan itu kini ditingkahi suara anak kecil ketawa, lalu menyusul suara gesekan di lantai, mendekat seperti sebuah karung beras yang diseret....

Sruugh...

Sruuuuugh...

Sruuuuuuuuuuuugh...

Jantungku berdebar kencang.

Pada percobaan yang entah keberapa kali dan saat suara-suara itu lenyap, akhirnya pemantik sialan itu menyala. Tapi bersamaan dengan itu, mendadak dua wajah bertumpuk muncul di depanku!

Aku terpukau.

Walau ingin, seperti ada yang menahanku untuk segera melemparkan pemantik dan berlari dari sana. Teror yang dahsyat bagai mengikat tubuhku...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun