Indonesia yang terbentang dari Sabang sampai Merauke dihubungkan lautan dari Miangas sampai Pulau Rote menjadikan penyebaran sumber daya manusia dan sarana prasarana tiap pulaunya berbeda. Sarana prasarana di Jakarta tentu berbeda dengan di Sumenep Madura apalagi dengan Pegunungan Bintang di Papua.Â
Sehingga pengalaman merdeka belajar dan output para siswa juga berbeda, demikian juga dengan jumlah guru yang mengajar di Surabaya dengan guru yang mengajar di perkebunan Sawit Kalimantan juga berbeda. Beberapa orang yang berasal dari daerah 3T yang belajar di pulau Jawa atau kota besar lain cenderung enggan kembali ke  daerah asal karena keterbatasan sarana dan prasarana untuk berkembang sehingga pendidikan di wilayah wilayah tertentu di Indonesia masih kurang optimal.
4. Dampak negatif pesatnya perkembangan teknologiÂ
Perkembangan teknologi mengakibatkan dilema dua mata uang yang saling berdampingan. Di satu sisi kemajuan teknologi memberi dampak positif sebagai multi sumber pembelajaran dalam pelaksanaan merdeka belajar dimana siswa bisa mencari berbagai sumber pembelajaran yang terbaik yang diperlukan.Â
Sedangkan di sisi negaif yaitu budaya bangsa akan digempur oleh budaya asing melalui tulisan, tayangan vidio, media sosial dan lain sebagainya. Tanpa adanya penyaring yang mampu memilahnya maka akan menyebabkan pergeseran budaya bangsa. Dilema lain sebagai bangsa yang demokratis, penyaringan akan menyebabkan riak pro dan kontra di masyarakat. Sehingga terkesan maju salah mundur juga salah.
Ibarat sebuah penyakit maka pasti memiliki obat untuk mengalahkannya, demikian juga permasalahan kemerdekaan belajar diatas. Terdapat beberapa solusi yang bisa diusahakan untuk dilakukan agar memeperoleh kemerdekaan belajar bagi generasi emas bangsa Indonesia. Dibawah ini adalah solusi yang dapat diusahakan untuk melaksanakan kemerdekaan berlajar :
1. Meningkatkan Kompetensi GuruÂ
Kompetensi guru merupakan kunci dalam peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. guru yang berkualitas bukanlah yang berprestasi sendiri, namun mampu mengembangkan siswa sesuai bakat minatnya, jadi diperlukan guru yang mampu menjadi pendorong ketika di belakang, menjadi teladan saat di depan dan menjadi penyemangat saat di tengah.Â
Secara umum kompetensi guru dapat dikembangkan secara individu maupun kelompok, secara kelompok yaitu dengan mengaktifkan kegian KKG,MGMP dan K3S yang harus lebih banyak di isi dengan kegiatan pelatihan dan penerapan pengalaman terbaik sebagai guru dan kepala sekolah.Â
Sedangkan secara Individu para guru harus memiliki motivasi untuk mengikuti berbagai seminar,diklat, lomba dan menerapkan sepenuhnya di kelas. Peran pemerintah dapat mencangkokan pembiayaan serta mengatur regulasinya, sedangkan peran guru sebagai penggerak kegiatan baik sebagai peserta maupun narasumber. Diharapkan pengembangan karier seperti ini akan menciptakan guru yang kaya dengan pengalaman sekaligus memiliki semangat untuk melakukan perubahan.
2. Penghapusan Ujian Nasional diganti dengan asesmen yang komprehensif