Mohon tunggu...
Aris Kukuh
Aris Kukuh Mohon Tunggu... Guru - Penulis dan pembelajar

Seorang guru yang belajar dari kota kecil Salatiga tetap cinta tanah Blora meski seneng mengembara hingga melintas Samudra

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Mengembangkan Pendidikan Keaksaraan di Masa Pandemi

26 Juli 2020   12:18 Diperbarui: 4 Juni 2021   05:39 679
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengembangkan Pendidikan Keaksaraan di Masa Pandemi Covid-19 (unsplash/annie spratt)

Makhluk tak kasat mata yang bernama Covid-19 atau yang biasa di sebut dengan virus Corona telah menghancurkan berbagai lini kehidupan bangsa kita dari kesehatan, perekonomian, sosial bahkan pendidikan dari PAUD hingga perguruan tinggi. 

Kebijakan pendidikan mengharuskan institusi pendidikan termasuk sekolah dasar untuk tidak melakukan tatap muka di sekolah memperlambat akses pendidikan bagi generasi saat ini. 

Bagi kelas 1 sampai dengan kelas 3 Sekolah dasar, hal ini adalah perubahan paradigma dan kebiasaan yang sangat riskan. Di usia tersebut para siswa mulai dikenalkan dengan dengan keaksaraan yang biasanya di bimbing oleh guru di sekolah dengan dukungan orang tua di rumah. Secara historis belum pernah kita mengalami permasalahan pendidikan yang sepelik ini.

Jika para pelaku pendidikan tidak menemukan solusi yang tepat di masa pandemi, bahkan seperti prediksi para ahli hingga tahun 2021, maka kita akan kehilangan satu generasi bangsa dalam mengenal aksara. 

Fenomena ini tidak di lebih-lebihkan karena peran orang tua menjadi lebih vital karena hampir 100% waktu belajar siswa sekarang di rumah. 

Namun kita tahu kondisi orang tua siswa sangatlah beragam, ada yang memiliki kemampuan intelektual yang memadai namun kurang memiliki waktu karena orang tua harus bekerja dari pagi hingga petang. 

Terkadang ada yang  memiliki keduanya yaitu waktu, intelektual namun kurang memiliki kemampuan pedagogik dalam mendidik anaknya, orang tua cenderung frustasi dan mudah marah jika kemampuan pedagogi tidak dimiliki. 

Baca juga : Jangan Samakan Aksara dengan Huruf

Lebih celaka lagi jika kedua orang tuanya tidak memiliki ketiga hal tersebut baik waktu, intelektual, pedagogi, karena tingkat pendidikan serta kondisi orang tua yang bekerja memenuhi kebutuhan di masa pandemi . 

Maka dari berbagai kondisi tersebut perlu ada intervensi dari sekolah dan atau pemangku kebijakan pendidikan guna mengatasinya.

Ki Hajar Dewantara mengemukakan ada tiga pusat pendidikan yaitu Sekolah, Keluarga dan Masyarakat. Ketiganya harus saling bergandengan tangan menemukan solusi terhadap permasalahan pendidikan saat ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun