Mohon tunggu...
Aris Heru Utomo
Aris Heru Utomo Mohon Tunggu... Penulis, Pemerhati hubungan internasional, sosial budaya, kuliner, travel, film dan olahraga

Pemerhati hubungan internasional, penulis buku Bola Bundar Bulat Bisnis dan Politik dari Piala Dunia di Qatar, Cerita Pancasila dari Pinggiran Istana, Antologi Kutunggu Jandamu. Menulis lewat blog sejak 2006 dan akan terus menulis untuk mencoba mengikat makna, melawan lupa, dan berbagi inspirasi lewat tulisan. Pendiri dan Ketua Komunitas Blogger Bekasi serta deklarator dan pendiri Komunitas Blogger ASEAN. Blog personal: http://arisheruutomo.com. http://kompasiana.com/arisheruutomo

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Kisah Pak Daeng dan Keinginan Berjumpa Anak Cucunya di Tawau

17 Juli 2025   07:03 Diperbarui: 17 Juli 2025   17:34 580
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Namanya juga orang tua, apalagi sudah berusia lebih dari 77 tahun. Tenaga tak lagi seperti dulu, ingatan pun sering hilang timbul. Jadi, jangan kaget kalau tiba-tiba mereka datang begitu saja, hanya karena rindu ingin melihat anak dan cucu tercinta," ujar penulis kepada Wati (bukan nama sebenarnya) saat berjumpa bapaknya di Konsulat RI Tawau beberapa hari lalu.

Ya hari itu, penulis memfasilitasi perjumpaan seorang WNI lanjut usia (77 tahun) sebut saja bernama Pak Daeng dan anak-anaknya di ruang konsultasi Konsulat RI Tawau, Sabah.

Saat dijumpai pertama kali, Pak Daeng memakai topi merah untuk menutupi rambut putihnya dan mengenai kaos coklat bergaris, celana jins dan bersarung. Pak Daeng baru saja selesai sarapan nasi kuning dan segelas kopi hitam. Meski terlihat lelah, namun wajahnya memperlihatkan sedikit kebahagiaan karena sebentar lagi akan dijemput anak-anaknya di Tawau.

Dari laporan polisi Tawau yang membawa Pak Daeng ke Konsulat RI Tawau, diketahui bahwa Pak Daeng berangkat sendirian dari Tarakan menggunakan kapal laut dan tiba di Pelabuhan Tawau tengah hari. Hingga malam ia masih di Pelabuhan dan terlihat kebingungan. Polisi Tawau yang memperhatikannya kemudian menyapa dan menanyakan tujuannya.

Dari percakapan dengan polisi terungkap bahwa ia datang untuk menemui anak-anaknya, namun tidak memiliki alamat maupun nomor kontak anak-anak yang akan dikunjunginya. Karena merasa iba dan mengingat usianya yang lanjut, malam itu juga polisi membawanya ke Konsulat RI Tawau.

Saat dimintai keterangan di Konsulat RI Tawau, jawabannya konsisten yaitu ingin menemui anak-anaknya (juga cucu-cucunya) di Tawau tetapi tidak tahu di mana mereka tinggal dan ia sendiri tidak memiliki identitas selain paspor.

Sambil menunggu pagi, Pak Daeng pun diinapkan di tempat pelindungan WNI yang terdapat di Konsulat RI Tawau.

Selanjutnya, malam itu juga staf Konsulat RI Tawau berkoordinasi dengan kepolisian  Nunukan dan Tarakan untuk memintakan bantuan mencari nomor kontak salah satu anggota keluarga Pak Daeng. Setelah melakukan pencarian, akhirnya didapat nomor kontak salah seorang anaknya yang ternyata bertempat tinggal di Kota Kinabalu (sekitar satu jam penerbangan dari Tawau). Belakangan diketahui, bahwa nomor kontak yang didapat bukanlah nomor anaknya, tetapi cucunya.

Setelah cucu tersebut dihubungi, ia memberikan kontak salah seorang putri Rasjid yang tinggal di Tawau yang bernama Wati. Setelah dihubungi, Wati pun datang ke Konsulat bersama kakak sulungnya dan ipar perempuan (istri almarhum kakak ketiga mereka, yang wafat sekitar sebulan lalu).

Dari obrolan saat menanti kedatangan keluarga, diketahui bahwa Pak Daeng pernah tinggal dan bekerja di Tawau sebagai mandor perusahaan penebangan kayu (kayu balak). Ia tinggal bersama istri dan kelima orang anaknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun