Mohon tunggu...
Aris Heru Utomo
Aris Heru Utomo Mohon Tunggu... Penulis, Pemerhati hubungan internasional, sosial budaya, kuliner, travel, film dan olahraga

Pemerhati hubungan internasional, penulis buku Bola Bundar Bulat Bisnis dan Politik dari Piala Dunia di Qatar, Cerita Pancasila dari Pinggiran Istana, Antologi Kutunggu Jandamu. Menulis lewat blog sejak 2006 dan akan terus menulis untuk mencoba mengikat makna, melawan lupa, dan berbagi inspirasi lewat tulisan. Pendiri dan Ketua Komunitas Blogger Bekasi serta deklarator dan pendiri Komunitas Blogger ASEAN. Blog personal: http://arisheruutomo.com. http://kompasiana.com/arisheruutomo

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Wisuda Anak PMI di Tawau: Momen Haru dan Kebanggaan di Community Learning Center

19 Mei 2025   06:28 Diperbarui: 19 Mei 2025   10:47 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para siswa/i yang diwisuda di CLC Holy Trinity, sumber foto: Dokpri Aris Heru Utomo

Sabtu (17 Mei 2025), atas undangan pengurus Gereja Holy Trinity Tawau penulis menghadiri kegiatan wisuda siswa-siswi Community Learning Center (CLC) yang dikelola pengurus gereja. Kegiatan tahunan ini merupakan salah satu kegiatan yang ditunggu karena menjadi bagian penting dari perjalanan pendidikan anak-anak Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang menempuh pendidikan di sekolah yang dikelola oleh Gereja Holy Trinity.

Sebanyak 97 siswa mengikuti prosesi wisuda yang digelar di ruang serbaguna. Mereka terdiri dari 17 siswa Paket A (setara SD), 26 siswa tingkat SD, dan 54 siswa tingkat SMP. Didampingi orang tua masing-masing, para siswa ini merupakan anak-anak WNI yang orang tuanya bekerja di sektor non-formal.

Suasana penuh haru dan kebanggaan terasa sejak awal acara. Prosesi dimulai dengan defile para lulusan tahun 2025 yang memasuki aula secara berpasangan. Para siswa tampak gagah mengenakan jas gelap, sementara para siswi tampil anggun dengan gaun panjang. Saat memasuki aula, siswa/i tersebut mengenakan topeng yang menutupi matanya.

Topeng yang menutupi mata tersebut dibuka bersamaan ketika semua siswa/i yang akan diwisuda telah berdiri di hadapan para tamu undangan. Konon ini adalah simbolisasi dari lembaran baru yang kini mereka hadapi.

Dalam kesempatan memberikan sambutan, penulis menyampaikan bahwa wisuda ini bukanlah akhir, melainkan awal dari perjalanan yang lebih panjang dan menantang. Penulis mengajak para siswa untuk terus belajar dan berani bermimpi besar, bukan sekadar menggantung cita-cita setinggi pohon, tapi setinggi langit. Jadilah pribadi yang kelak membanggakan keluarga, masyarakat, dan bangsa Indonesia.

"Gantungkanlah cita-cita setinggi langit, jangan sekedar setinggi pohon sawit. Belajar yang tekun untuk mencapai cita-cita. Jadikan ilmu dan pengetahuan serta nasihat yang didapat selama sekolah sebagai bekal menapaki jalan ke depan," begitu pesan yang penulis sampaikan.

Sebagaimana tradisi sambutan di Tawau, sebelum mengakhir sambutan, penulis selipkan sebuah pantun sederhana:

Sore hari duduk di beranda, 

duduk di beranda menunggu tamu, 

Hari ini siswa-siswi Holy Trinity diwisuda,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun