Sabtu (17 Mei 2025), atas undangan pengurus Gereja Holy Trinity Tawau penulis menghadiri kegiatan wisuda siswa-siswi Community Learning Center (CLC) yang dikelola pengurus gereja. Kegiatan tahunan ini merupakan salah satu kegiatan yang ditunggu karena menjadi bagian penting dari perjalanan pendidikan anak-anak Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang menempuh pendidikan di sekolah yang dikelola oleh Gereja Holy Trinity.
Sebanyak 97 siswa mengikuti prosesi wisuda yang digelar di ruang serbaguna. Mereka terdiri dari 17 siswa Paket A (setara SD), 26 siswa tingkat SD, dan 54 siswa tingkat SMP. Didampingi orang tua masing-masing, para siswa ini merupakan anak-anak WNI yang orang tuanya bekerja di sektor non-formal.
Suasana penuh haru dan kebanggaan terasa sejak awal acara. Prosesi dimulai dengan defile para lulusan tahun 2025 yang memasuki aula secara berpasangan. Para siswa tampak gagah mengenakan jas gelap, sementara para siswi tampil anggun dengan gaun panjang. Saat memasuki aula, siswa/i tersebut mengenakan topeng yang menutupi matanya.
Topeng yang menutupi mata tersebut dibuka bersamaan ketika semua siswa/i yang akan diwisuda telah berdiri di hadapan para tamu undangan. Konon ini adalah simbolisasi dari lembaran baru yang kini mereka hadapi.
Dalam kesempatan memberikan sambutan, penulis menyampaikan bahwa wisuda ini bukanlah akhir, melainkan awal dari perjalanan yang lebih panjang dan menantang. Penulis mengajak para siswa untuk terus belajar dan berani bermimpi besar, bukan sekadar menggantung cita-cita setinggi pohon, tapi setinggi langit. Jadilah pribadi yang kelak membanggakan keluarga, masyarakat, dan bangsa Indonesia.
"Gantungkanlah cita-cita setinggi langit, jangan sekedar setinggi pohon sawit. Belajar yang tekun untuk mencapai cita-cita. Jadikan ilmu dan pengetahuan serta nasihat yang didapat selama sekolah sebagai bekal menapaki jalan ke depan," begitu pesan yang penulis sampaikan.
Sebagaimana tradisi sambutan di Tawau, sebelum mengakhir sambutan, penulis selipkan sebuah pantun sederhana:
Sore hari duduk di beranda,Â
duduk di beranda menunggu tamu,Â
Hari ini siswa-siswi Holy Trinity diwisuda,
Tanda lulus mendapat ilmu.
Selain sambutan dan penampilan hiburan dari para siswa, salah satu momen paling menyentuh dalam kegiatan wisuda adalah prosesi sungkeman. Para lulusan bersimpuh di hadapan orang tua mereka, menyampaikan terima kasih atas segala pengorbanan dan kerja keras dalam membimbing mereka yang semuanya dilakukan dengan penuh cinta di tengah keterbatasan sebagai PMI.
Acara ditutup dengan pengalungan medali dan penyerahan ijazah sebagai tanda telah menyelesaikan jenjang pendidikan SD dan SMP. Sebuah momen yang tak hanya membanggakan, tapi juga menjadi pengingat bahwa pendidikan tetap bisa diraih di mana pun, termasuk di perantauan, di Tawau, Sabah, Malaysia. ****
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI