Mohon tunggu...
Aris Heru Utomo
Aris Heru Utomo Mohon Tunggu... Penulis, Pemerhati hubungan internasional, sosial budaya, kuliner, travel, film dan olahraga

Pemerhati hubungan internasional, penulis buku Bola Bundar Bulat Bisnis dan Politik dari Piala Dunia di Qatar, Cerita Pancasila dari Pinggiran Istana, Antologi Kutunggu Jandamu. Menulis lewat blog sejak 2006 dan akan terus menulis untuk mencoba mengikat makna, melawan lupa, dan berbagi inspirasi lewat tulisan. Pendiri dan Ketua Komunitas Blogger Bekasi serta deklarator dan pendiri Komunitas Blogger ASEAN. Blog personal: http://arisheruutomo.com. http://kompasiana.com/arisheruutomo

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Hari Bumi 2025 dan Aktualisasi Pancasila dalam Tindakan

22 April 2025   08:26 Diperbarui: 22 April 2025   08:26 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kegiatan Hari Bumi, sumber foto dokrpi Aris Heru Utomo 

Tidak banyak yang tahu apabila setiap tanggal 22 April selalu diperingati sebagai Hari Bumi.

Di beberapa tempat, Hari Bumi diperingati  dengan penuh semangat dan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan hidup.

Sebagaimana dipahami bersama, tema Hari Bumi tahun ini adalah "Pulihkan Bumi, Pulihkan Kehidupan" . Namun, sebagai bangsa Indonesia yang memiliki Pancasila sebagai dasar negara, saya ingin menambahkan satu hal: Pulihkan juga semangat Pancasila dalam tindakan nyata menjaga bumi kita.

Mengapa Pancasila relevan dalam peringatan Hari Bumi? Karena sesungguhnya, nilai-nilai luhur dalam Pancasila adalah landasan dalam membangun hubungan yang harmonis antara manusia dan alam.

Mari kita simak Sila per silanya. Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa : Mengajarkan kita untuk menghormati ciptaan Tuhan. Menjaga bumi berarti menjaga anugerah Ilahi yang harus kita syukuri, bukan kita rusak.

Sila kedua, Kemanusiaan yang adil dan beradab : Menjaga lingkungan adalah bagian dari menjaga kehidupan manusia secara adil. Polusi, limbah, dan krisis iklim selalu menimpa yang paling rentan, mereka yang hidup di pinggiran, miskin, dan tak punya pilihan.

Sila ketiga, Persatuan Indonesia : Perjuangan menjaga lingkungan bukan perjuangan satu kelompok atau satu daerah. Ini perjuangan kita bersama. Semangat gotong royong dalam menjaga sungai, menanam pohon, dan mengelola sampah adalah wujud nyata sila ketiga.

Sila keempat, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan : Pengambilan keputusan lingkungan yang bijaksana, baik di sekolah, desa, maupun pemerintahan, harus melibatkan suara rakyat dan berpijak pada kelestarian, bukan hanya keuntungan sesaat.

Sila kelima, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia: Keadilan tidak hanya soal ekonomi. Keadilan juga berarti setiap orang berhak atas air bersih, udara segar, dan alam yang sehat. Lingkungan yang rusak adalah bentuk ketidakadilan yang menimpa kita semua.

Oleh karena itu, ketika kita melakukan kegiatan menanam pohon, mengurangi sampah plastik, menjaga udara dan energi bukan hanya tindakan lingkungan, itu adalah bentuk pengamalan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun