Seperti kelaziman menyambut Hari Raya Idul Fitri, umat Muslim di berbagai belahan bumi, tidak terkecuali umat Muslim di Tawau, Malaysia, mulai sibuk dengan berbagai persiapan, mulai dari membersihkan rumah, menyiapkan makanan dan minuman yang akan disajikan hingga pakaian yang akan dikenakan.
Di Tawau, masyarakat terlihat mulai memadati pasar  untuk membeli aneka bahan makanan yang akan  dimasak dan mendatangi toko-toko pakaian, celana, sepatu.
Sebagai pendatang di Tawau dan tahun pertama berada di kota yang berada di Pantai Timur Sabah, Malaysia ini, saya mengamati perilaku warga Tawau menyambut Hari Raya Idul Fitri, salah satunya mencari bocoran mengenai  outfit pakaian yang akan dikenakan masyarakat Tawau.
Saya melihat berbagai toko pakaian mulai dipenuhi pengunjung, termasuk toko pakaian yang khusus menjual  pakaian Melayu.
Pakaian Melayu adalah pakaian tradisional yang dikenakan oleh masyarakat Melayu di Malaysia, Indonesia, Singapura, dan Brunei.
Pakaian ini memiliki banyak variasi dan gaya yang mencerminkan budaya dan tradisi Melayu.
Ada beberapa jenis pakaian Melayu  yang biasa dikenakan yaitu  Baju Melayu, Baju Kurung, Kain Songket, Samping, Tanjak dan Baju Kebaya.
Baju Melayu adalah pakaian tradisional Melayu yang terdiri dari baju panjang yang longgar dan celana panjang yang lebar.
Baju Kurung adalah pakaian tradisional Melayu yang terdiri dari baju panjang yang longgar dan celana panjang yang lebar, yang dihiasi dengan corak-corak tradisional Melayu.
Kain Songket adalah kain tradisional Melayu yang dihiasi dengan corak-corak emas dan perak.