Mohon tunggu...
Aris Heru Utomo
Aris Heru Utomo Mohon Tunggu... Penulis, Pemerhati hubungan internasional, sosial budaya, kuliner, travel, film dan olahraga

Pemerhati hubungan internasional, penulis buku Bola Bundar Bulat Bisnis dan Politik dari Piala Dunia di Qatar, Cerita Pancasila dari Pinggiran Istana, Antologi Kutunggu Jandamu. Menulis lewat blog sejak 2006 dan akan terus menulis untuk mencoba mengikat makna, melawan lupa, dan berbagi inspirasi lewat tulisan. Pendiri dan Ketua Komunitas Blogger Bekasi serta deklarator dan pendiri Komunitas Blogger ASEAN. Blog personal: http://arisheruutomo.com. http://kompasiana.com/arisheruutomo

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dear Ramadan, Tahun Ini Aku Ingin Mendapatkan Rida Allah SWT

3 Maret 2025   21:05 Diperbarui: 3 Maret 2025   21:05 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Rida Allah, sumber gambar: Kompas TV 

Allaahumma qarribnii fiihi ilaa mardhaatika, wa jannibnii fiihi min sakhathika wa naqimaatika, wa waffiqnii fiihi liqiraati aayaatika birahmatika yaa arhamar raahimiin.

Artinya: Ya Allah, dekatkan daku di bulan ini kepada keridhaan-Mu. Jauhkan aku di dalamnya dari kemurkaan dan kebencian-Mu, serta bimbinglah aku untuk membaca ayat-ayat-Mu dengan rahmat-Mu wahai yang Paling Pengasih dari semua yang mengasihi

Begitu ucapan doa yang dikirimkan seorang sahabat melalui group Whatsapp untuk mengawali bulan Ramadhan tahun ini. Sebuah doa pendek, namun memiliki makna yang mendalam yaitu mengenai pentingnya mendapatkan rida Allah SWT.

Bagi masyarakat Indonesia kata rida sangat akrab di telinga, terutama kaum muslimin. Rida dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai rela; suka; senang hati: perkenan; rahmat.

Namun bila ditelusuri, kata rida ternyata diadopsi dari bahasa Arab. Mahmud Harun dalam skripsinya di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta yang berjudul "Rida dalam Al Quran (Telaah Semantis terhadap Kata Rida)", menyebutkan bahwa makna dasar dari kata rida adalah menyukai.

Menurut Mahmud Harun bahwa dalam perspektif semantik al-Qur'an, kata rida dikaitkan dengan tiga subyek: rida manusia, rida Allah dan sesuatu yang rida.

Rida manusia adakalanya sifatnya vertikal, dan adakalanya bersifat horisontal. Rida manusia yang bersifat vertikal mengambil 4 makna yaitu merasa cukup atas pemberian Allah, membuat Allah senang, puas hati kepada Allah, dan sangat disukai Allah.

Sementara rida manusia yang bersifat horisontal mengambil ragam: senang hati kepada manusia, memaafkan kesalahan (besar) seseorang, menyukai dan sangat menginginkannya, menyepakati atau menyetujui, merelakan perbuatan orang lain, merasa cukup atas pemberian orang lain, menyenangkan hati orang lain, dan menyukai sesuatu dan memilihnya.

Berbeda dengan rida manusia yang maknanya sangat beragam, rida Allah hanya mengambil 5 makna, yakni: sangat senang kepada manusia karena perbuatannya, memaafkan manusia karena kesalahan besar, mengizinkan atau memperkenankan seseorang, menyukai suatu perbuatan, dan memilihkan sesuatu untuk hamba-Nya .

Sementara itu sesuatu yang rida berarti sesuatu itu memuaskan atau membuat senang. Dari makna yang sangat beragam tersebut, Mahmud Harun menyimpulkan bahwa makna dasar kata rida adalah menyukai. Karena setiap kosakata rida selalu mengandung unsur arti 'menyukai'.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun