Allaahumma qarribnii fiihi ilaa mardhaatika, wa jannibnii fiihi min sakhathika wa naqimaatika, wa waffiqnii fiihi liqiraati aayaatika birahmatika yaa arhamar raahimiin.
Artinya: Ya Allah, dekatkan daku di bulan ini kepada keridhaan-Mu. Jauhkan aku di dalamnya dari kemurkaan dan kebencian-Mu, serta bimbinglah aku untuk membaca ayat-ayat-Mu dengan rahmat-Mu wahai yang Paling Pengasih dari semua yang mengasihi
Begitu ucapan doa yang dikirimkan seorang sahabat melalui group Whatsapp untuk mengawali bulan Ramadhan tahun ini. Sebuah doa pendek, namun memiliki makna yang mendalam yaitu mengenai pentingnya mendapatkan rida Allah SWT.
Bagi masyarakat Indonesia kata rida sangat akrab di telinga, terutama kaum muslimin. Rida dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai rela; suka; senang hati: perkenan; rahmat.
Namun bila ditelusuri, kata rida ternyata diadopsi dari bahasa Arab. Mahmud Harun dalam skripsinya di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta yang berjudul "Rida dalam Al Quran (Telaah Semantis terhadap Kata Rida)", menyebutkan bahwa makna dasar dari kata rida adalah menyukai.
Menurut Mahmud Harun bahwa dalam perspektif semantik al-Qur'an, kata rida dikaitkan dengan tiga subyek: rida manusia, rida Allah dan sesuatu yang rida.
Rida manusia adakalanya sifatnya vertikal, dan adakalanya bersifat horisontal. Rida manusia yang bersifat vertikal mengambil 4 makna yaitu merasa cukup atas pemberian Allah, membuat Allah senang, puas hati kepada Allah, dan sangat disukai Allah.
Sementara rida manusia yang bersifat horisontal mengambil ragam: senang hati kepada manusia, memaafkan kesalahan (besar) seseorang, menyukai dan sangat menginginkannya, menyepakati atau menyetujui, merelakan perbuatan orang lain, merasa cukup atas pemberian orang lain, menyenangkan hati orang lain, dan menyukai sesuatu dan memilihnya.
Berbeda dengan rida manusia yang maknanya sangat beragam, rida Allah hanya mengambil 5 makna, yakni: sangat senang kepada manusia karena perbuatannya, memaafkan manusia karena kesalahan besar, mengizinkan atau memperkenankan seseorang, menyukai suatu perbuatan, dan memilihkan sesuatu untuk hamba-Nya .
Sementara itu sesuatu yang rida berarti sesuatu itu memuaskan atau membuat senang. Dari makna yang sangat beragam tersebut, Mahmud Harun menyimpulkan bahwa makna dasar kata rida adalah menyukai. Karena setiap kosakata rida selalu mengandung unsur arti 'menyukai'.