Muncul kekhawatiran bahwa akan ada penekanan pada aspek hiburan dalam konteks politik, di mana penampilan, citra, dan narasi yang menarik menjadi lebih penting daripada substansi kebijakan atau visi politik.
Artis yang populer dan kehadiran media yang kuat dapat menarik perhatian besar, tetapi konten politik mereka mungkin lebih berfokus pada pengemasan yang menarik daripada kebijakan konkret atau pemecahan masalah nyata.
Lebih jauh muncul pula kekhawatiran akan adanya penggunaan popularita artis untuk tujuan komersial. Artis akan memanfaatkan kehadiran politik mereka untuk mempromosikan merek atau produk tertentu. Hal ini bisa menciptakan persepsi bahwa partisipasi mereka dalam politik lebih bermotifkan pemasaran diri daripada perjuangan untuk kepentingan publik.
Pada akhirnya, tidak ada jalan lain bagi seorang artis yang ingin terjun ke bidang politik selain meningkatkan kompetensi dan kualifikasinya. Adalah tugas parpol pengusungnya untuk memberikan pembekalan dan pendampingan politik yang memadai secara berkala dan berkesinambungan. Sehingga ketika mulai duduk di Senayan bisa langsung gaspol.