Mohon tunggu...
Aris Armunanto
Aris Armunanto Mohon Tunggu... Penghobi jalan pagi.

Hati yang gembira adalah obat yang manjur,...(Amsal 17:22).

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Siapa Sangka Jalan Pagi Hari Ketemu Peninggalan Sejarah di Kalibeji Tuntang

8 September 2023   19:52 Diperbarui: 10 September 2023   05:41 590
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar bawah: ukiran naga dan kura-kura (DokPri)

Jalan kaki pagi hari merupakan salah satu aktivitas olahraga yang cukup diminati oleh masyarakat Indonesia. Hampir semua orang bisa melakukannya karena tidak membutuhkan skill khusus.

Alasan berolahraga di pagi hari karena udara masih segar, sejuk dan lalu lintas masih lenggang sehingga nyaman minim polusi.

Mungkin ada sebagian orang yang menganggap remeh aktivitas jalan kaki karena kurang menarik atau menantang. Sehingga lebih suka memilih jenis olahraga aerobik yang lain atau jenis olahraga permainan yang lebih seru.

Namun pada kenyataannya jalan kaki selain menyehatkan badan juga bisa menjadi sarana untuk menambah pengetahuan dan wawasan kita tentang daerah yang kita lalui. Asalkan aktivitas jalan kaki tersebut bukan di dalam kompleks perumahan sendiri namun di tempat lain yang kita kurang familiar.

Pada suatu pagi seperti biasa saya berolahraga jalan kaki. Kali ini melintasi desa Sraten lalu Rowosari. Keduanya  berada di kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Sudah beberapa kali saya melewati rute ini. Dari Desa Rowosari saya berjalan menuju Desa Kalibeji menapaki jalan rabat beton. Jalan yang dibangun oleh Pemerintah Kabupaten Semarang ini sumber dananya berasal dari Dana Desa tahun 2019. Jalan rabat beton ini berperan penting menghubungkan kedua desa tersebut yang membelah sawah luas di kanan kirinya.

Panorama pagi terlihat begitu indah. Ketika itu hamparan padi luas menguning sebentar lagi dipanen. Ada juga yang sudah dipanen. Diujung jalan pepohonan berjejer seperti pagar yang menandakan keberadaan Dusun Cebur, Kalibeji. Di kejauhan pun Gunung Merbabu, Gajah, Telomoyo dan Gunung Kendil membingkai dasar langit biru dengan eloknya.

Jalan rabat beton menghubungkan Desa Rowosari dan Desa Kalibeji. (DokPri)
Jalan rabat beton menghubungkan Desa Rowosari dan Desa Kalibeji. (DokPri)

Desa Rowosari terletak di tepi Rawa Pening dan sebagian areanya merupakan persawahan. Desa ini juga dikenal sebagai produsen dan pengrajin telur asin. Banyak warga desa Rowosari yang beternak bebek. Ketika sawah sudah selesai di panen, akan meninggalkan banyak makanan buat ternak bebek mereka. Pengembala bebek biasa terlihat disini.

Tak terasa saya sudah memasuki Dusun Cebur, Kalibeji yang asri dengan banyak pepohonan. Daerah ini masih berada di wilayah Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang.

Satu hal yang menarik bagi saya  adalah keberadaan Cagar Budaya Watu Gentong di Dusun Cebur. Di depan dan belakang ada rumah penduduk. Rumah penduduk yang lainnya agak jauh, sedangkan disebelah kanan masih tanah pekarangan. Maaf saya tak ingat arah mata anginnya waktu itu. Namun secara umum lokasi Cagar Budaya tersebut agak terpisah dari pemukiman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun