Cerpen: Salgado

"Seorang pekerja seni rupanya." Ujar Doni sambil tersenyum.

"Aku bukan seniman, nak. Seorang seniman membuat karya, sedangkan aku hanya mengambil gambar dari karya sang pencipta." Salgado mengencangkan kancing jaketnya karena udara malam pun semakin tak bersahabat.

"Cara pikir yang unik, persis seperti seorang seniman." sahut Doni tertawa kecil, "Logatmu juga sedikit asing bagiku, darimana kau berasal, pak?"

"Brazil. Seorang kolega mengajak aku dan istriku ke sini. Kami punya proyek kecil-kecilan di Kalimantan. Beberapa hari lagi kami akan ke sana setelah urusan di kota ini sudah selesai."

"Ah tentu saja. Masih banyak hutan di Kalimantan. Sangat cocok untuk berburu gambar." Ujarnya mengangguk-anggukan kepala.

"Dan apa yang kau lakukan malam-malam begini, nak?" Tanya Salgado mengalihkan perhatian dari dirinya, "tentu bukan hanya untuk mencari rokok, kan? apalagi kalau sampai menawarkan minuman pada orang asing sepertiku."

Senyum kecil tersimpul pada bibir Doni, Ia menundukan kepala sejenak menarik nafas.

"Maaf kalau aku lancang, nak. Tapi sepertinya ada hal yang mengganggumu." Ujar si pria tua menatapnya lekat-lekat.

Doni meletakan rokok pada mulut lalu menarik nafas panjang, membuat ujungnya berhiaskan bara api. Sembari menghebuskan asap, ia berkata,

"Sudah berapa lama kau menikah, pak?" 

Salgado tertegun. Sejenak kemudian ia menjawab,