Mohon tunggu...
Ario Rafni Kusairi
Ario Rafni Kusairi Mohon Tunggu... Supir - Manusia

Kaum Rebahan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Posisi Sejarah di Era Milenium

21 Juli 2021   09:06 Diperbarui: 21 Juli 2021   09:24 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: apindoriau.or.id

sumber: umma.id
sumber: umma.id

Yang kedua adalah, "Wali Songo tidak pernah ada". Jika Kalian sering nonton kajian-kajian Islami mungkin tidak asing dengan statement ini. Pendapat ini dilontarkan oleh seorang Da'i, dengan dasar "Tidak ada bukti otentik". Lucu sekali Bung! Loh terus Makam yang didatangi itu makam siapa? Masjid dan Menara Kudus itu siapa yang bangun? Statement ini dibantah oleh alm. KH. Agus Sunyoto dengan menyusun buku historiografi tentang Wali Songo yang diberi judul Atlas Wali Songo.

Sumber: islamkaffah.id
Sumber: islamkaffah.id

Dan yang terakhir adalah, "Jejak Khilafah di Nusantara". Pendapat yang terakhir ini juga terkesan lucu dan mengada-ngada, mengapa? Perlu Kita ketahui bahwa Khilafah yang real hanya terjadi selama 30 tahun pasca wafatnya Nabi Muhammad SAW, secara rinci adalah diawali Abu Bakar al-Shiddiq 2 tahun, dilanjutkan Umar ibn al-Khattab 10 tahun, digantikan oleh Utsman ibn Affan 12 tahun, dan diakhiri Ali ibn Abi Thalib Radliyallhu Anhum 6 tahun. Oleh karena itu, masa kepemimpinan keempat Shahabat Senior ini dinamakan al-Khulafa' al-Rasyidin. Systemnya pun dengan Syura atau ahl al-Halli wa al-Aqdi, mirip demokasi gitu dah!

Wilayah kekuasaan dari al-Khulafa' al-Rasyidin hanya Asia Barat dan sebagian kecil Afrika, ga sampe ke Nusantara. Lalu Khilafah sing endi Rek? Ooh, mungkin maksudnya kekhalifahan setelah al-Khulafa' al-Rasyidin! Walah ini ngaco namanya, Pemerintahan Islam pasca wafatnya Ali dan penyerahan kepemimpinan Hasan ibn Ali kepada Muawiyah ibn Abi Sufyan, yang disebut dengan Aam al-Jamaah hingga runtuhnya Kesultanan Turki Utsmani sudah tidak menggunakan system Khilafah, akan tetapi Monarki atau Kingdom, dan wilayah kekusaannya pun tidak pernah sampai ke Nusantara. Antum mau ngubek-ngubek di Google pun ga kira ketemu bukti otentik tentang "Jejak Khilafah di Nusantara", yah karena emang ga ada.

Terus Khilafah yang mana? Gatau kan?

Entah Kita tidak tahu apa motif dari ketiga statement lucu ini, mencari ketenaran mungkin? Atau ada maksud lain? Entah, Kita tak tahu itu.

Ketiga statement ini pun memicu reaksi dari berbagai pihak, baik dari kalangan rakyat biasa, akademisi, politisi, sejarawan dan ulama', tak jarang timbul perdebatan yang hanya membuang-buang tenaga. Kenapa buang-buang tenaga? Yah karena membahas Sejarah tanpa disertai sumber dan fakta yang kuat hanya bualan semata.

Para Pembaca yang katanya Om Deddy adalah "Smart People", meski Anda tidak menyukai Mata Pelajaran, Ilmu atau Pembahasan Sejarah, setidaknya ingatlah bahwa Paduka Ir. Soekarno pernah Dawuh "Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah" yang lebih familiar dengan istilah "Jas Merah".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun