Mohon tunggu...
Ari Aprilis
Ari Aprilis Mohon Tunggu... ASN Perbatasan Negara

ASN Perbatasan Negara

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jejak Literasi dari Ujung Utara Negeri Kepulaun Natuna

19 Mei 2025   14:43 Diperbarui: 20 Mei 2025   11:47 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Idurs M Tahar diabdikan menjadi Nama Utama Perpustakaan Daerah Natuna (Sumber Foto : Dokumentasi Pribadi)

Dinas Perpustakaan Kabupaten Natuna terus mendorong transformasi literasi melalui kolaborasi dengan berbagai pihak. Fasilitasi peningkatan kualitas dan kuantitas perpustakaan desa, sekolah, dan taman baca masyarakat menjadi fokus utama. Kolaborasi ini tak hanya berhenti di ranah fisik dan infrastruktur, tetapi juga mencakup peningkatan kapasitas pustakawan dan pengelola perpustakaan melalui pelatihan-pelatihan. Pendekatan berbasis komunitas ini diyakini dapat memperkuat budaya baca secara lebih inklusif dan berkelanjutan.

Indeks Literasi Kabupaten Natuna Melonjak

Transformasi ini tidak sia-sia. Hasilnya tampak nyata dalam data. Pada akhir tahun 2023, berdasarkan survei Perpustakaan Nasional, Kabupaten Natuna berhasil meraih peringkat pertama di Provinsi Kepulauan Riau dalam hal Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM). Dengan angka sebesar 82,45 persen, Natuna masuk dalam kategori "tinggi" dan menjadi contoh bagaimana literasi dapat tumbuh pesat jika dikelola dengan visi yang kuat.

Menatap Masa Depan Literasi Natuna

Dengan segala capaian dan fondasi kuat yang telah dibangun, masa depan literasi di Kabupaten Natuna tampak cerah. Para tokoh literasi telah memberi warisan yang kokoh, dan pemerintah daerah melalui Dinas Perpustakaan terus menyuburkannya dengan berbagai inovasi dan kolaborasi. Tugas kita bersama kini adalah menjaga bara semangat ini agar terus menyala, membakar semangat membaca dan menulis di setiap sudut kampung, pulau, dan desa di Natuna.

Literasi bukan semata soal membaca buku, tetapi tentang membangun jembatan pengetahuan, memperkuat identitas budaya, dan menciptakan masyarakat yang kritis serta berdaya saing. Dengan merawat nama-nama besar dan mendorong partisipasi masyarakat, Natuna memberi contoh bagaimana literasi bisa menjadi denyut nadi pembangunan daerah.

Kisah Natuna menjadi bukti bahwa literasi bukan hanya milik kota-kota besar, tetapi juga bisa tumbuh dan berkembang di daerah kepulauan dengan semangat gotong royong, inovasi, dan cinta terhadap budaya sendiri.

Oleh: Ari Aprilis 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun