3. Syamsul Hilal: Guru dan Penjaga Warisan Hikayat
Lahir di Mida pada tahun 1958, Syamsul Hilal mengabdikan hidupnya sebagai seorang guru dan pegiat literasi. Hingga wafatnya pada tahun 2017, ia dikenal luas melalui karya-karyanya yang mengangkat kembali hikayat dan kisah rakyat Natuna. "Hikayat Dewa Mendu" dan "Nakhoda Saman Lai'in" adalah dua karya pentingnya yang berperan dalam mendokumentasikan cerita lisan masyarakat pesisir. Melalui karyanya, Syamsul Hilal telah memberi kontribusi nyata dalam memperkuat identitas budaya masyarakat Natuna di tengah tantangan zaman.
4. Abdul Kadir Ibrahim (Akib): Produktif dan Penuh Dedikasi
Nama Abdul Kadir Ibrahim atau akrab disapa Akib, juga sangat melekat dalam dunia literasi Natuna. Lahir di Desa Kelarik, Bunguran Utara, Akib telah menulis tak kurang dari 33 karya sastra, baik puisi, cerpen, maupun karya tulis budaya. Beberapa karyanya yang terkenal antara lain "66 Manguok" (1991), "Negeri Air Mata" (2004), "Nadi Hang Tuah" (2010), "Mantra Cinta" (2012), "Karpet Merah Wakil Presiden" (2013), "Santat Pulau Tujuh" (2013), hingga "Kepulauan Riau dan Jejak Sejarahnya" (2022). Atas dedikasinya, ia telah menerima sejumlah penghargaan di tingkat lokal dan nasional. Sosoknya menjadi inspirasi bagi para penulis muda dan simbol konsistensi dalam berkarya di daerah.
Mengabadikan Nama Tokoh Literasi di Perpustakaan Daerah
Sebagai bentuk apresiasi terhadap jasa-jasa keempat tokoh ini, Pemerintah Kabupaten Natuna telah mengambil langkah strategis dengan menjadikan nama-nama mereka sebagai nama-nama ruangan di Perpustakaan Daerah Kabupaten Natuna. Langkah ini merupakan wujud nyata dari upaya merawat dan melestarikan warisan intelektual daerah. Bahkan, nama Idrus M. Tahar dipilih menjadi nama utama perpustakaan tersebut, menunjukkan betapa besarnya kontribusi beliau terhadap perkembangan sastra lokal.
Transformasi Perpustakaan Daerah: Sentuhan Dingin Kepala Dinas
Perpustakaan bukan lagi sekadar tempat menyimpan buku. Di bawah kepemimpinan Bapak Erson Gempa Afriandi, S. Sos. MA sebagai Kepala Dinas Perpustakaan, wajah Perpustakaan Daerah Natuna mengalami transformasi signifikan. Penambahan berbagai fasilitas dan koleksi, serta penguatan program-program literasi, menjadikan perpustakaan sebagai pusat kegiatan intelektual masyarakat. Salah satu inovasi yang sangat diapresiasi adalah penyediaan pojok baca digital di ruang terbuka dan taman bermain anak di Pantai Piwang. Konsep ini tidak hanya mendekatkan buku dengan masyarakat, tetapi juga menumbuhkan kecintaan membaca sejak dini.
Strategi Kolaborasi dan Akselerasi Literasi