Mohon tunggu...
Arini Saadah
Arini Saadah Mohon Tunggu... Penulis - Suka nulis, tapi tidak tahu apa yang hendak ditulis.

Pernah menjadi mahasiswa di salah satu Perguruan Tinggi di Ponorogo.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Liburan, atau Mental Anda yang Jadi Taruhan

17 November 2019   18:45 Diperbarui: 18 November 2019   02:46 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi stres kerja | Sumber: egemenlik.com.tr

Menulis topik ini di hari Minggu sore menjelang malam mungkin terkesan agak telat. Tetapi sebelum jiwa anda yang menjadi taruhan karena ditekan oleh banyak pekerjaan, alangkah baiknya tetap saya sampaikan. 

Saya kira, sebenarnya tulisan dengan topik semacam ini sudah banyak dibahas. Tapi, tidak ada salahnya juga kan, saya ulas lagi untuk mengingatkan anda bahwa ternyata piknik menjadi urutan nomor satu dalam mengatasi tingkat kesehatan mental.

Menikmati weekend atau libur akhir pekan adalah cara jitu untuk melepas penat selama satu minggu beraktivitas. 

Weekend tentunya dapat kita isi dengan berbagai aktivitas hiburan dan berolahraga, seperti berkunjung ke suatu tempat wisata bersama keluarga dan orang-orang terkasih, atau berolahraga dengan teman-teman yang punya hobi olahraga yang sama. 

Mengisi weekend dengan liburan ataupun berbagai aktivitas lain tentu menciptakan suasana fresh di otak kita. Seringkali orang yang mengisi weekend dengan berlibur akan menjadi lebih semangat dalam memulai aktivitas pekerjaan di hari Senin.

Selain itu, mengisi akhir pekan dengan berlibur ke suatu tempat juga bisa mengurangi dampak stress kita akibat pekerjaan yang selalu menghantui. 

Stress yang dipicu oleh banyaknya aktivitas ini tentu saja bisa membuat psikologis kita labil, alias menjadi mudah marah. Marah akan berdampak buruk tentunya bagi kesehatan kita donk.

Dilansir dari hellosehat.com, ternyata berlibur memiliki banyak manfaat bagi kesehatan mental kita, loh. So, bagi anda yang agak terganggu kejiwaannya, lebih baik segeralah berangkat berlibur ataupun piknik, daripada memendam lelah hati dan pikiran yang tidak dirasa dan tiba-tiba drop. 

Karena mau bagaimanapun juga, kesehatan psikologis sangat berdampak pada perilaku kita dalam menyikapi aktivitas sehari-hari. Mengingat, setiap hari kita membangun relasi dengan banyak manusia sehingga apabila psikologis kita baik, maka hubungan kita dengan orang di sekitar kita akan terasa lebih membahagiakan. Pekerjaan tak lagi menjadi beban.

Oke, kita kembali ke topik manfaat berlibur untuk menjaga kesehatan mental, ya.

Pertama, dengan berlibur akhir pekan membuat kita akan lebih bersemangat. Keadaan semangat yang baik di dalam diri kita, akan berdampak pada kualitas tidur dan mood yang baik. 

Kualitas tidur yang baik membuat tubuh kita segar, membuat anda lebih bersemangat ketika menjalankan pekerjaan, jarang mengeluh ketika di kantor, dan mengalami peningkatan kemampuan berpikir. 

Tentu saja, teman kerja dan atasan anda akan sangat menyukai anda apabila anda terlihat cerdas dan dapat menyelesaikan persoalan kantor dengan mudah dan cepat.

Yang kedua, Give Satisfaction and Happiness.  Dengan berlibur akhir pekan, anda akan mendapat kepuasan lebih dan tentunya menjadi lebih memiliki rasa bahagia. 

Karena, dengan berlibur dapat memberikan kepuasan baik dari sisi fisik maupun psikologis anda. Selain itu, berlibur akan membuat hidup anda menjadi lebih balance antara pekerjaan dan kehidupan sehari-hari.

Anda menjadi tidak dihadapkan dengan tekanan rutinitas selama menikmati waktu liburan. Semua hal itu membawa Anda kepada perasaan puas dan bahagia. 

Bahkan, tak hanya saat liburan, emosi positif hasil dari rasa bahagia itu juga bisa bertahan hingga berminggu-minggu kemudian. Hasilnya, kesehatan mental Anda akan terasa jauh lebih baik.

Selanjutnya, manfaat ketiga adalah menyambung dari keterangan di atas, yaitu menurunkan risiko gangguan psikologis. Artinya, tingkat depresi dan gangguan kecemasan bisa dikurangi dengan aktivitas berlibur di akhir pekan. 

Karena dengan berlibur dengan keluarga ataupun pacar, ciyee yang punya  pacar aja loh ya, bisa menjauhkan Anda dari orang-orang kantor dan aktivitas yang memicu produksi hormon kortisol penyebab stress anda.

Karena secara psikologis, bertemu dengan orang sekantor akan membawa dampak pada keterpurukan yang menyebabkan depresi karena mengingatkan kita pada setumpuk pekerjaan yang terus terbayang-bayang. 

Liburan singkat selama dua hari saja sudah dapat menurunkan hormon stres dan membuat pikiran Anda terasa lebih jernih.

Keempat, dengan berlibur, bisa meningkatkan produktivitas anda. Karena, tidak bisa dipungkiri, stres berkepanjangan yang berasal dari pekerjaan ini dapat menghambat kinerja otak. 

Akibat buruknya produktivitas anda menurun dan kesulitan untuk fokus. Libur akhir pekan dapat mengurangi stres sehingga Anda bisa tetap produktif saat bekerja. Selain itu, rasa bahagia dari mengisi weekend juga akan meningkatkan kinerja otak dan tentunya berdampak positif pada pekerjaan Anda di kantor.

Hal ini dibuktikan dalam survei yang dimuat dalam Harvard Business Review. Studi tersebut menyebutkan karyawan yang berlibur ternyata bisa menyelesaikan pekerjaannya dengan lebih mudah. 

Selain itu, mereka akan mampu bekerja lebih produktif dibandingkan rekan-rekannya yang jarang berlibur di akhir pekan. Akan tetapi bagaimana bagi mereka (para pekerja) yang tetap bekerja di waktu weekend alias tidak pernah libur di akhir pekan (seperti saya misalnya, hehe)?

Weekend atau akhir pekan seharusnya menjadi me time atau waktu bagi seseorang untuk istirahat dan menghabiskan waktu bersama keluarga dan orang terkasih. 

Bagi anda yang suka lembur di akhir pekan, ada kabar buruk karena ternyata kerja lembur di akhir pekan memiliki dampak buruk bagi kesehatan mental Anda.

Akan saya kutip hasil dari Penelitian yang diterbitkan dalam Jurnal Epidemologi & Kesehatan Masyarakat yang dilakukan oleh University College London, Departemen Penelitian dan Kebijakan di Age UK, dan Queen Mary University of London dan melibatkan total sampel data 11.215 lelaki dan 12.188 perempuan.

Menentukan standar minggu kerja sebagai 35 hingga 40 jam seminggu, mereka menghasilkan kategori berikut :

1. Kurang dari jam kerja standar: <35 jam seminggu
2. Jam kerja standar: 35-40 jam seminggu
3. Jam kerja panjang: 41-55 jam seminggu
4. Jam kerja ekstra panjang: 55+ jam seminggu

Dari hasil studi ini ditemukan bahwa perempuan yang bekerja dengan jam kerja ekstra panjang atau pada akhir pekan terbanyak memiliki kesehatan mental terburuk dibanding perempuan yang bekerja dengan jam standar. 

Artinya saya harus segera berlibur untuk mengobati kesehatan mental saya, hahaha. Sementara itu, bagi lelaki, bekerja lebih banyak atau lebih sedikit saat akhir pekan daripada hari kerja tidak berpengaruh pada gejala depresi.

Meskipun tidak berpengaruh bagi mental lelaki, penting untuk dicatat bahwa bekerja di akhir pekan tetap menyumbang 'risiko depresi' bagi karyawan. 

Sebab ditemukan juga bahwa lelaki cenderung mengalami gejala depresi dengan pekerjaan akhir pekan ketika mereka tidak menyukai kondisi kerja mereka.

Oke guys, meskipun kita perlu bekerja keras untuk mencapai apa yang kita inginkan, akan tetapi jangan lupa bahwa kesehatan fisik dan mental adalah prioritas yang harus diutamakan. 

Jangan sampai rutinitas anda membuat anda terasingkan dari diri anda sendiri. So, bekerja boleh, tapi jangan lupa untuk berlibur dan bahagia, ya!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun