Mohon tunggu...
Arin
Arin Mohon Tunggu... Amatir

Menulis adalah bekerja untuk keabadian~ Pram

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sayap-Sayap Patah

9 Maret 2025   11:47 Diperbarui: 11 Maret 2025   17:04 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto seorang perempuan (pixabay.com)

Tidak ada tanggapan hanya isakan kecil yang terdengar, aku mengerti pasti sulit bagi Ibu untuk menerima, butuh waktu. Merasa lelah menahan pergolakan emosi, aku memilih pergi lebih dulu meninggalkannya dan pasangan belia itu yang senantiasa bungkam. Di kamar aku membenamkan diri menangis dalam diam.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun