Mohon tunggu...
Arimbi Haryas Prabawanti
Arimbi Haryas Prabawanti Mohon Tunggu... Jurnalis - Behind Arimbihp Photo and Craft

Half Photographer, half a Journalist Tempo.co

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Artikel Utama

Menyusuri Jejak Malam Selikuran, Lailatul Qadar di Kota Solo

25 April 2022   00:54 Diperbarui: 26 April 2022   20:31 2360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lampion di Malam Selikuran, Jumat (22/4/2022)/Dokumentasi pribadi

Barisan lentera atau ting yang semula menjadi pemimpin pasukan mulai menepi, sementara di belakangnya, para abdi dalem mulai menempatkan diri.

Pandangan para penonton yang semula mengarah ke lampu bertuliskan ayat suci itu kini beralih ke kotak kayu panjang berisi nasi berkat yang diusung di belakang.

Lampion di Malam Selikuran, Jumat (22/4/2022)/Dokumentasi pribadi
Lampion di Malam Selikuran, Jumat (22/4/2022)/Dokumentasi pribadi

Usai diletakkan di serambi Masjid Agung, kotak kayu yang disebut jodang itu kini dikelilingi para abdi dalem berpakaian hacinco hitam.

Sementara itu, di detik yang sama, para ulama terus melantunkan ayat-ayat suci dan berdoa, memohon untuk keselamatan masyarakat, bangsa dan negara.

Pada menit-menit selanjutnya bersamaan dengan kata Amin yang panjang, orang-orang mulai mengerumuni jodang.

Pun juga Wartini yang semula hening, kini ikut berkerumun, merangsek ke barisan paling depan demi mendapat berkatan yang tadi sudah didoakan.

Sembari memasukkan nasi berkat ke dalam tas yang sudah ia siapkan dari rumah, Wartini juga menceritakan sepotong cerita tentang malam selikuran.

Perempuan bersanggul itu menuturkan, Selikuran telah berlangsung sejak penyebaran agama Islam di Jawa yang diperkenalkan Wali Sanga.

Meski dalam perjalanannya mengalami pasang surut, tradisi yang juga dilakukan sebagai cara dakwah Islam di tanah Jawa itu kembali "hidup" di saat Pakubuwana X menjadi raja Surakarta (1893-1939).

Pada masa itu, malem Selikuran yang diselenggarakan saat Lailatul Qadar, Sang Raja memerintahkan semua penduduk untuk membawa lampu ting. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun