Tantangan dalam Proses Pembuatan
Tentu saja, proses perancangan dan pelaksanaan boardgame ini tidak lepas dari tantangan. Beberapa di antaranya adalah:
- Menyesuaikan isi cerita agar sesuai dengan nilai-nilai pesantren, tanpa kehilangan makna aslinya.
- Menyusun naskah dan visual permainan yang sederhana namun kuat dalam menyampaikan pesan.
- Membuat peserta nyaman untuk bermain peran, meskipun sebagian dari mereka belum terbiasa tampil di depan publik.
Namun berkat kerja tim, dukungan dari pihak pesantren, dan antusiasme peserta, tantangan tersebut dapat diatasi dengan baik.
Kesimpulan: Dari Permainan ke Perubahan
Kegiatan pengabdian masyarakat mahasiswa Untag Surabaya di Desa Sajen, khususnya di Pondok Pesantren Sabilulrahma, menunjukkan bahwa pendidikan karakter bisa dilakukan dengan cara yang kreatif, reflektif, dan menyenangkan. Melalui APE Lari dari Masalah, para santri tidak hanya diajak bermain, tetapi juga diberi ruang untuk memahami diri mereka sendiri, menghadapi kenyataan, dan belajar bertanggung jawab.
Lebih jauh lagi, proses riset dan pembuatan APE ini memberikan pelajaran penting bahwa perubahan perilaku bukan berasal dari paksaan, tetapi dari pengalaman yang menyentuh, dialog yang jujur, dan refleksi yang mendalam. Apa yang dimulai dari permainan, bisa menjadi awal perubahan nyata dalam hidup para santri.
Semoga APE Lari dari Masalah terus berkembang, digunakan di pesantren-pesantren lain, dan menjadi inspirasi dalam mendidik generasi muda dengan cara yang lebih manusiawi dan bermakna.
Di tulis oleh :
Arike Amanda Syaqofa, Ridho Abdillah, Retha Putri Wilujeng, Intan Yanrisyah Putri
Dosen Pembimbing Lapangan: Rizki Dwi Bakhtiar Surin, S.Psi., M.Psi.,
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI