Mohon tunggu...
Arike Amanda Syaqofa
Arike Amanda Syaqofa Mohon Tunggu... Mahasiswa

saya adalah seorang mahasisiwa ilmu komunikasi yang memiliki minat dalam publick speaking, selain itu saya juga menyukai hal yang berhubungan dengan kencatikan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Proses Pembuatan APE Lari dari Masalah dalam Kegiatan Pengabdian Masyarakat Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya di Desa Sajen

10 Juli 2025   18:49 Diperbarui: 10 Juli 2025   18:49 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Setiap pilihan memiliki konsekuensi yang akan membawa pemain ke jalur "pendewasaan" atau "penghindaran masalah". Nilai utama yang ditanamkan adalah bahwa lari dari masalah mungkin tampak mudah, tetapi konsekuensinya tidak selalu lebih baik.

Setiap kelompok yang terdiri dari 5 santri akan bermain bersama dan mendiskusikan setiap keputusan. Dengan begitu, permainan ini juga menumbuhkan diskusi moral dan empati antarteman.

Implementasi Lapangan: Proses Bermain yang Mendidik

Permainan ini diterapkan dalam dua sesi utama. Mula-mula para peserta dibagi ke dalam dua kelompok besar, masing-masing terdiri dari beberapa tim kecil. Setiap tim bermain boardgame selama kurang lebih 45--60 menit. Dalam proses ini, fasilitator dari mahasiswa mendampingi dan mengarahkan diskusi ringan tentang pilihan-pilihan yang mereka ambil di dalam permainan.

Selama permainan berlangsung, terjadi berbagai dinamika menarik. Beberapa peserta bersikap hati-hati dalam memilih, sebagian lain bersikap impulsif. Yang paling menarik, setelah beberapa putaran, muncul kesadaran kolektif bahwa tindakan lari dari masalah---baik membolos, berbohong, maupun kabur---justru menghadirkan lebih banyak konflik.

Puncak dari kegiatan ini adalah minidrama. Setiap kelompok memilih satu alur cerita dari permainan yang mereka mainkan untuk dijadikan skenario drama singkat. Drama ini kemudian dipentaskan di hadapan kelompok lain dan para pengurus pondok.

Drama menjadi wahana ekspresi yang luar biasa. Dengan memerankan tokoh yang mereka mainkan sebelumnya, para santri benar-benar menghidupkan cerita, lengkap dengan konflik batin, penyesalan, dan usaha memperbaiki diri. Beberapa adegan bahkan membuat penonton larut dalam emosi karena begitu dekat dengan kenyataan hidup mereka.

Refleksi dan Dampak: Lebih dari Sekadar Permainan

Setelah sesi drama, kegiatan dilanjutkan dengan sesi refleksi terbuka. Para santri diberi kesempatan untuk berbicara tentang pengalaman bermain dan akting mereka. Beberapa dari mereka mengaku bahwa mereka pernah mengalami situasi yang mirip seperti yang ada dalam boardgame, namun selama ini tidak tahu harus bercerita kepada siapa.

Kegiatan ini membuka ruang komunikasi yang selama ini mungkin tertutup. Ustaz dan pengasuh pondok pun merasa bahwa pendekatan seperti ini jauh lebih efektif dalam menyentuh hati santri. Salah satu ustaz mengatakan, "Kami biasa menasihati mereka, tapi ternyata mereka lebih terbuka ketika diajak bermain dan berdialog dengan teman-temannya sendiri."

APE Lari dari Masalah bukan hanya tentang mencegah kenakalan remaja, tetapi juga tentang memahami akar masalah, membangun empati, dan menumbuhkan kesadaran internal. Para santri mulai menyadari bahwa mereka tidak sendiri dalam menghadapi tekanan dan bahwa selalu ada jalan keluar selain lari dari tanggung jawab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun